Donini Lovers Semarang; Wadah Bagi Para Penggemar Tas Merek Donini

Tas. Hampir semua orang mengenal barang ini. Mulanya, tas berfungsi sebagai wadah penyimpanan barang untuk memudahkan pemiliknya membawa barang tersebut saat bepergian. Bentuk dan bahannya pun beragam. Mulai dari plastik, kain hingga kulit..

Dalam perkembangannya, tas tidak hanya sebagai tempat menyimpan barang. Di kalangan tertentu, khususnya perempuan, tas bertransformasi menjadi asesoris berbusana, gaya dan gengsi.

Lihat saja di jajaran tenant mal atau outlet fashion, puluhan tas bermerek dengan banderol mahal dipajang. Satu di antaranya yang banyak digemari yakni asal Italia merek Donini. Di Kota Semarang penggemar tas Donini ternyata memiliki sebuah komunitas, Donini Lovers Semarang.

Ketua komunitas Donini Lovers Semarang, Fitri Ayu Mei R.A, mengatakan komunitas penggemar tas Donini sudah terbentuk sejak setahun lalu. Komunitas ini dirintis oleh enam orang, yakni dirinya, Rahma, Ega, Ani, Ana dan Tita.

Menurutnya, Donini Lovers Semarang terbentuk karena ketidaksengajaan saat penggemar Donini bertemu di dunia maya melalui toko online yang dikelolanya. Bermula dari chatting di sosial media, akhirnya muncul ide untuk membentuk wadah pecinta Donini di Semarang dan sekitarnya.

“Waktu itu saya ketemu dengan mbak Tita kami ketemu di sosmed kami kebetulan sama-sama jualan tas Donini secara online, begitu tahu ada sesama penggemar tas Donini kami terlibat chatting terus kepikiran untuk bikin satu wadah. Akhirnya ketemu ada enam orang lewat acara arisan, dari situ terbentuklah para Lovers Donini Semarang,” jelasnya.

Begitu terbentuk, keberadaan komunitas Donini tersebar dari mulut ke mulut. Menurutnya, anggota Donini Lovers Semarang telah berjumlah 22 orang.

Meski bernama Donini Lovers Semarang, anggota komunitas tersebut tidak berasal dari Semarang semata. Ada juga anggotanya yang berasal dari Solo, Boyolali, Kudus, Demak serta Pekalongan. Bahkan beberapa penggemar Donini dari Jogja juga berminat untuk bergabung.

“Setelah kebentuk kami sounding ke beberapa teman yang suka tas Donini. Mereka lalu gabung, kebanyakan latar belakangnya adalah wanita karir dan pengusaha,” ujarnya.

Dalam komunitas ini setiap anggotanya punya nomor registrasi. Cara ini dilakukan selain tertib administrasi juga untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Di awal Donini Lovers Semarang terbentuk, pernah ada seorang anggotanya tersangkut kasus penipuan hingga berdampak kepada komunitas.

“Jadi kami buat registrasi buat tiap anggota biar tahu kapan dia masuk dan punya tanda pengenal. Jika ada anggota bawa temannya, ia bertanggungjawa pada temannya itu bila ada hal yang tak diinginkan. Cara ini untuk mengantisipasi hal hal yang dapat merugikan komunitas apalagi rentan dengan aksi penipuan,” terang Fitri yang sudah jadi penggemar Donini sejak SMA.

Sebagai komunitas, Doonini Lovers Semarang juga punya agenda rutin, kumpul-kumpul dan arisan. Berhubung mereka adalah pecinta tas Donini, maka uang arisan tersebut biasanya digunakan untuk beli tas Donini baru.

Disamping arisan, dalam kegiatan kumpul-kumpul tersebut biasanya digunakan untuk ajang share informasi seputar tas Donini terbaru. Jadi setiap anggota bisa update model apa saja yang baru keluar dari tas Donini dan bila berminat bisa langsung berburu. Donini Lovers Semarang juga aktif menggelar kegiatan sosial.

“Kami berusaha agar komunitas ini tidak hanya jadi ajang kumpul-kumpul. Tapi juga memupuk kepedulian terhadap sesama. Tiap bulan kami jadwalkan untuk melakukan aksi sosial ke panti,” ucap dia.

Fitri menyebut dalam setiap kegiatan yang dilakukan, keluarga selalu dilibatkan. Hal ini selain untuk mempererat tali silaturahmi juga memberikan kesempatan bagi keluarga mengetahui tentang aktivitas di dalam komunitas.

“Kebanyakan di sini kan sudah keluarga apalagi isinya ibu ibu semua sudah punya anak, nah kalau kegiatan ninggalin keluarga apalagi anak kan susah makanya dilibatkan supaya bisa tetep ngawasi anak juga mempererat antara satu dengan lainnya. Dengan saling mengenal kan bisa nambah saudara dan biar lebih akrab dan membaur,” tandasnya.

Sumber: TRIBUN NEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *