Semua orang pasti mau mencintai dan dicintai. Tapi, sebelum kamu mencintai orang lain, kamu harus mencintai dirimu sendiri dulu. Mencari jodoh saat kamu masih suka insecure (merasa tidak aman) tentang dirimu sendiri itu bukan ide bagus. Berikut lima alasannya!
Kalau kamu baru putus dan kepercayaan dirimu sedang jatuh, kamu bakal terpuruk. Kamu akan menyalahkan dirimu sendiri, memikirkan ulang dan menyesali hal-hal yang sudah lewat, dan introspeksi secara berlebihan. Dan kamu melakukan ini karena, sadar atau tidak, kamu percaya bahwa semua ini pasti salahmu.
Setelah hubunganmu dengan seseorang berakhir, kamu pasti perlu introspeksi. Mungkin, memang ada sesuatu yang bisa kamu pelajari dari semua itu, dan mungkin ada sikapmu yang perlu diperbaiki. Tapi, kadang sebuah hubungan kandas bukan karena salah kamu atau dia. Kalian memang enggak cocok. Ini tidak berarti kamu atau dia adalah orang yang tidak baik. Cuma memang dia bukan jodohmu.
Kalau kepercayaan dirimu tinggi, kamu enggak akan membiarkan dirimu hancur lebur hanya karena putus. Kamu akan tetap percaya bahwa, mau bagaimana pun juga, kamu pantas dicintai.
Apakah hubungan perlu pengorbanan? Iya. Apakah kamu perlu beradaptasi dan berkompromi dengan pasanganmu? Jelas. Tapi, seberapa jauh dia memaksamu untuk berkorban dan mengerti dia?
Seseorang yang percaya diri enggak akan membiarkan harga diri dan prinsipnya diinjak-injak hanya demi memuaskan keinginan pacarnya. Misalnya begini: Tono meminta pacarnya, Tini, untuk berbohong demi Tono. Padahal, Tini merasa tidak nyaman dan tidak mau berbohong. Namun, Tono memaksa Tini karena itu “tanda cinta”, dan kalau Tini tidak mau, Tono akan memutuskan hubungan mereka.
Apakah ini sering terjadi? Sayangnya, iya. Apakah ini wajar? Tidak.
Kamu harus tahu batasanmu sendiri. Jangan sampai kamu diam saja selagi dia memperlakukanmu seperti tong sampah. Dan jika kamu belum nyaman dengan dirimu sendiri, gimana caranya kamu mempertahankan dirimu dan prinsip-prinsipmu?
Ingat, sebelum membahagiakan pasanganmu, kamu harus membahagiakan dirimu sendiri dulu.
Sayangnya, pasanganmu bukan penyelamat. Pada akhirnya, kamulah yang bertanggung jawab atas keputusan dan pilihanmu sendiri. Tapi, kalau kamu belum percaya diri, kamu bakal takut mengambil keputusan untukmu sendiri. Kamu tidak akan percaya pada kemampuan dan penilaianmu.
Seseorang dengan kepercayaan diri rendah enggak akan percaya pada insting dan penilaiannya sendiri karena mereka takut salah. Oleh karena itu, dia bakal hidup dalam keadaan bingung terus menerus atau bergantung pada orang lain untuk jadi penyelamat/imam/pembimbing bagi dirinya. Sudah jelas ini enggak akan membantu kamu jadi lebih dewasa dan mandiri. Bakal lebih enggak enak lagi, kalau orang yang kamu pilih sebagai “penyelamat” ternyata ngaco!
Korban kekerasan dalam pacaran (KDP) biasanya punya kepercayaan diri sangat rendah. Alasannya sederhana: orang dengan kepercayaan diri bagus enggak akan sudi diperlakukan kayak keset sama pacarnya sendiri. Hubungan emang enggak ada yang sempurna dan memang perlu diperjuangkan. Tapi, kadang hubungan tersebut memang enggak sehat buatmu dan enggak pantas dipertahankan.
Seseorang yang punya kepercayaan diri baik tahu kapan waktunya bilang “Stop!” Dia paham batasannya sendiri, dan sadar bahwa bukan tugasnya untuk menaati segala perintah pasangannya dan menjauhi segala larangannya.
Ini iya juga, lho.
Percaya atau tidak, banyak pelaku kekerasan dalam pacaran juga punya kepercayaan diri rendah. Karena dia merasa enggak dihargai atau diapresiasi dalam kehidupannya sehari-hari. Atau, dia sebetulnya juga insecure tentang dirinya sendiri – entah penampilannya, latar belakangnya, atau hal-hal lainnya. Yang enggak enak, bukannya memperbaiki diri sendiri, mereka malah berusaha untuk mendominasi orang lain.
Hubungan yang tidak sehat berawal dari pasangan yang sama-sama insecure. Selalu!
Sumber: Laman SobatASK