Para pecinta stand up comedy di Lombok Timur (Lotim) sekarang punya wadah untuk menyalurkan kecintaannya pada seni melawak ini, yaitu melalui Komunitas Stand Up Comedy Lotim yang terbentuk 10 Januari 2016. Salah seorang angggota komunitas, Pedro menyampaikan komunitas ini dimulai dari grup di Facebook.
“Anggotanya sudah lebih dari 8 ribu tapi yang serius bertemu untuk membentuk komunitas hanya lima orang. Mereka inilah yang memprakarsai berdirinya komunitas Stand Up Comedy Lotim,” jelasnya.
Lima orang ini kemudian mencari informasi bagaimana agar mereka bisa resmi jadi komunitas. “Akhirnya, mereka bertemu dengan anggota Stand Up Indo Lombok yang di Mataram. Setelah diskusi akhirnya mereka datang ke Lotim, di Taman Tugu Selong. Saat itu akhirnya diputuskan untuk membentuk komunitas Stand Up Comedy Lotim,” terang Pedro.
Tujuan utama dari komunitas ini untuk membuktikan bahwa anggotanya benar-benar serius menjadi seorang komika. Mereka ingin menunjukkan mereka tidak hanya pandai melucu di Facebook. “Kalau cuma di Facebook, tidak terbukti secara langsung. Kalau ingin serius jadi komika, kita harus open mic alias tampil,” imbuhnya.
Open mic pertama kali dilakukan pada 24 Januari 2016. Kemudian dijadwalkan jadi kegiatan rutin komunitas tiap pekan yang dinamakan Selasa Ngakak. Kegiatan ini diadakan setiap Selasa pukul 20.00 di markas komunitas yang ada di komplek PTC Pancor.
Biasanya setiap Senin, sebelum acara Selasa Ngakak mereka mengadakan uji materi. Mereka mendiskusikan materi yang akan ditampilkan untuk mengetahui kekurangannya, apakah lucu atau tidak. “Kalau pas ditampilkan materi itu lucu, akan disimpan untuk lomba atau penampilan lain. Kalau tidak lucu, ya ditulis ulang lagi,” ujarnya.
Pedro mengakui beberapa penampilan awal biasanya tidak lucu. “Kalau awal-awal seringnya tidak lucu. Saya sudah belasan kali tampil tidak lucu, tampil pertama kali juga tidak lucu sama sekali,” kenangnya sambil tertawa.
Sebenarnya ada banyak teknik khusus yang bisa digunakan seorang komika saat tampil di atas panggung. Teknik death pen, dimana komika hanya berdiri diam di panggung. Lawakannya dibawakan dengan gaya berbicara seperti orang bodoh. Kemudian ada juga teknik yang mengharuskan komika berinteraksi dengan penonton. Ini semata dilakukan agar penonton tidak bosan atau mengantuk.
“Melakukan stand up ini awalnya susah, karena kita harus mentransfer apa yang ada di otak kita ke penonton yang baru kita kenal. Saya sendiri setelah tampil delapan sampai sembilan kali baru bisa merasakan feel lucu itu. Untuk jadi komika harus tahan memang, terus mencoba sampai bisa tampil lucu,” jelasnya.
Selain mempunyai agenda Selasa Ngakak, komunitas ini juga mengadakan Stand Up Comedy Lombok Timur Competition 2016 (Selo.Com) belum lama ini. Kompetisi ini diikuti 44 komika, dan yang berhasil meraih juara satu adalah komika perempuan asal Keruak, Windy Aulia Lestari.
Hingga saat ini, anggota komunitas berjumlah 29 orang. Untuk bisa menjadi anggota Stand Up Comedy Lotim, ada persyaratan yang harus dipenuhi seorang komika. Ia harus tampil open mic sebanyak lima kali, untuk membuktikan bahwa ia benar-benar serius menjadi seorang komika. “Ini syarat yang kami tetapkan, supaya yang jadi anggota juga tidak asal ikut-ikutan. Tetapi benar-benar serius mau belajar jadi komika,” kata Pedro.
Selain tampil open mic di markasnya sendiri, anggota Stand Up Comedy Lotim juga sering diundang untuk tampil di kafe atau restoran. “Kalau pertama kali diundang, kami tidak menarik bayaran. Kami tampil sebagai bentuk perkenalan. Untuk penampilan selanjutnya, baru ditarik bayaran,” ujarnya.
Tertarik bergabung dengan komunitas Stand Up Comedy Lotim? Datang langsung ke C’bezt PTC Pancor. Jangan lupa, siapkan materi stand up yang bagus ya.
Sumber: Suara NTB