Jakarta Good Guide; “Karena Jalan-Jalan Di Jakarta Tidak Hanya Ke Mall”

Jakarta bukan hanya mal”Itu slogan pertama yang diucapkan Candha saat mengumpulkan para peserta “Menteng Walking Tour” di Taman Suropati, Menteng, Minggu (18/10/2015).

Candha adalah satu dari lima pemandu yang tergabung dalam Jakarta Good Guide, sebuah perkumpulan yang ingin memperkenalkan “sisi historis” Jakarta pada masyarakatnya. Ada banyak peserta yang datang, sebagian besar dari Jakarta dan Bekasi.

“Kita mau minimal orang Jakarta tahu lah tentang Jakarta, nggak cuma mal saja,” terang Candha.

Komunitas Jakarta Good Guide, dibentuk tahun 2014 oleh Farid dan Candha. Anggotanya merupakan pemandu wisata yang tersertifikasi.

Ia bersama empat rekannya kemudian membuat lima paket “Walking Tour” atau tur jalan kaki di Jakarta, yakni: Pusat Kota yang terdiri dari wilayah Monas dan sekitarnya, Menteng, China Town, Kota Tua, dan Pasar Baru.

Menteng Walking Tour pada Minggu (18/10/2015) kemarin menjadi Walking Tour ketiga yang sudah dibuka setelah sebelumnya ada Kota Tua Walking Tour dan Pasar Baru Walking Tour. Masing-masing program berdurasi 2-3 jam tergantung jarak. Berangkat pukul 9 pagi dan berakhir paling lambat pukul 12 siang.

“Ke depan kita akan membuat program ini sebulan sekali,” jelasnya.

Candha dan keempat rekannya tidak memasang tarif untuk programnya. Mereka menyebutnya dengan istilah “Pay As You Wish”, atau bayar semaunya. Bahkan untuk program Menteng Walking Tour ini, posternya menuliskan “Free, Donation Welcome” alias gratis tapi jika ingin memberi donasi dipersilahkan.

Dalam Menteng Walking Tour, peserta dibagi dalam empat kelompok dan mulai berjalan kaki berkeliling Menteng. Panjang rute yang ditempuh sekitar lima kilometer. Peserta mendapat berbagai penjelasan dan kisah seputar Menteng masa lalu.

Sebut saja mulai dari asal usul Menteng, kisah Patung Diponegoro, Rumah Bappenas yang kabarnya pernah jadi basis Freemason, GPIB Paulus dengan arsitektur dan hiasan ayamnya, Museum Perumusan Maskah Proklamasi, melewati beberapa rumah dinas dan rumah tinggal tokoh besar, Museum A.H. Nasution, Kunstkring, hingga Mesjid Cut Mutia.

Seluruh tiket masuk museum ditanggung peserta. Saat mengikuti tur ini, total biaya tiket masuk yang dikeluarkan adalah Rp 7.000.

Jika ingin mengikuti program Walking Tour, dapat mendaftar melalui media sosial Jakarta Good Guide dan menghubungi salah satu nomor pemandu yang ada dalam poster di media sosial. Atau, peserta dapat mengirim komentar langsung di bawah poster atau program.

“Segala bentuk komunikasi bisa digunakan untuk mendaftar,” terang Candha.

Meski demikian, bagi turis yang ingin menggunakan jasa mereka di luar program, tetap dapat melakukan pemesanan. Candha dan rekannya menjamin walau hanya satu orang mereka akan tetap berangkat.

“Kita commit satu orang jalan,” jelasnya.

Meski demikian jika pengguna jasa ingin memesan tur khusus di luar lima paket yang ada atau ingin meminta dua tur dalam satu hari, pihak Jakarta Good Guide akan memberikan harga tertentu. Jakarta Good Guide siap menerima turis berbahasa Indonesia dan Inggris. Sejauh ini beberapa peserta yang antusias diakui Candha adalah turis asing.

PenulisJonathan Adrian
EditorNi Luh Made Pertiwi F
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *