Komunitas Kolektor Mainan Solo (KMS); Penggemar Segala Jenis Mainan Boleh Bergabung Disini!

Memiliki mainan yang diidam-idamkan sejak kecil memang mengasyikan. Kendati saat memilikinya sudah berusia dewasa alias sudah gede. Namun hal itu tidak menyurutkan untuk terus mengoleksi mainan yang digemari.

Keasyikan mengoleksi mainan bagi pencinta mainan sering menjadi sebuah tantangan. Apalagi jika mainan yang ingin dikoleksi tidak dijual di semua toko, hanya toko tertentu yang menjualnya.

Maka upaya untuk bisa mendapatkan mainan yang ingin dikoleksi untuk menambah jumlah koleksi yang sudah ada, menjadi sebuah kegiatan yang mengasyikan bagi kolektor mainan.

“Terkadang mainan yang ingin kita koleksi hanya ada di toko tertentu, maka ketika ada kesempatan langsung membeli,” papar Ketua Komunitas Kolektor Mainan Solo (KMS), Gagah Ronggo saat wedangan bersama anggota KMS lainnya, belum lama ini.

Demikian juga ketika mainan tersebut tidak dijual di toko di Indonesia, karena diproduksi secara terbatas, toko online pun menjadi sasaran. Kendati harga mainan tersebut cukup mahal, tidak menjadi alasan untuk mengurungkan niat membeli. “Karena kita punya jargon, lebih baik nyesal beli, dari pada nyesal tidak beli,’ tutur Ronggo yang diamini anggota KMS yang lain, Harry, Eko Pramudiyanto, Devi, Bowo, Erwin, Arda, Ibrahim, Iksan, dan Eko Sutanto.

Memang diakui dengan harga yang mahal ada yang menganggap mengoleksi mainan adalah pemborosan. Namun sebenarnya, menurut Harry, tidak semua mainan yang dikoleksi mahal.

“Karena anggota komunitas KMS itu bebas yang penting punya koleksi mainan. Entah itu mainan action figure, robot, miniature mobil, atau pun mainan jadul, seperti gambar umbul atau yoyo,” terangnya.

KMS memang berbeda dengan komunitas mainan lain yang hanya mengkhususkan pada jenis mainan tertentu. “Yang penting punya koleksi mainan, soal harga atau modelnya tidak jadi masalah. Sebab kami mengutamakan kebersamaan,” ungkap Ronggo dan Erwin.

Selain ada yang menganggap mengoleksi mainan adalah pemborosan, menurut Gagah Ronggo, ada juga yang menilai apa yang dilakukan anggota KMS yang sebagian besar berusia dewasa, seperti anak kecil.

“Tidak perlu emosi menanggapi hal itu, karena mengoleksi mainan selain bentuk mengagumi seni juga bisa melatih kreativitas pencinta mainan,” tutur Ronggo.

Hal itu diakui anggota KMS, Bowo yang senang mengoleksi mainan sejak masih SMA sekitar tahun 2007. Menurutnya, saat membeli mainan robot Jepang, Evanglion dalam kondisi belum berbentuk robot.

“Nah saat memisahkan perbagian kemudian merangkainya membentuk robot, jelas butuh kreativitas dan kesabaran. Termasuk saat mengecat ulang mainan robot milik kita,” ujar Bowo yang diiyakan Devi, kolektor robot Transformer.

Sumber: SOLOPOS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *