Komunitas Lingkar Sastra; Produktif Berkarya Sejak 10 Tahun Yang Lalu

Geliat sastra di Kota Malang beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari sering diadakannya aktivitas sastra semacam bedah buku, orasi sastra dan beberapa kegiatan rutinan kelompok-kelompok sastra yang ada di malang. Mulai dari cafe ke cafe dan gedung-gedung kesenian, hampir semua sudah menyuguhkan sajak-sajak maupun puisi.

Semangat bersastra inilah, saat ini sudah mulai didominasi anak-anak muda, mulai dari kelompok sastra non kampus hingga sastra mahasiswa. Salah satunya adalah Komunitas Lingkar Sastra (KLS), yang lumayan produktif berkarya sejak tahun 2007 lalu, ketika kelompok ini terbentuk.

“Awal terbentuk ya dari obrolan di warung kopi oleh lima belas orang, diantaranya Samsul Mashudi, Evar Jaka Efendi dan Mighfar Afzal. Mereka sering sekali mengisi waktu disela-sela mereka ngopi dengan membaca puisi, mereka memang mahasiswa sastra Unisma yang sering berkumpul di kantin kampus dan membuat karya karya kecil.” kata Pembina KLS Doi Nuri.

Aktifitas sekelompok mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) itu menarik perhatian dari Doi Nuri, yang notabennya memang pelaku teater. Melihat kreatifitas anak-anak sastra itu, Ia tertarik berkenalan dan bergabung.

Tanpa disengaja, aktivitas sastra yang mereka lakukan menjadi semakin rutin. Dan Doi mencoba menawarkan konsep sastra pertunjukan, dengan menggabungkan seni gerak “teaterikal”, terjadilah kolaborasi indah sastra dan teater.

Pementasan yang paling terkenal adalah pentas teater dengan naskah DHEMIT tahun 2009, karya Efar Jaka Efendi. Beberapa kali pentas, akhirnya pada tahun 2007 KLS menerbitkan antologi puisi “mata air mata” karya Adhien Jati dan Nur Bahjan.

Lumayan lama vacum dan tidak menerbitkan buku, tahun 2010 lalu KLS kembali menerbitkan antologi puisi “Sebelum Jaman tuhan” karya Doi Nuri, Mighfar Afzal dan Junaidi. Sepanjang tahun 2011 hingga 2013, memang tidak lagi terbit antologi KLS, tetapi Doi masih aktif berkarya dengan menerbitkan antologi puisi 50 penyair se Indonesia dalam buku “Negeri 9 Matahati” dan “Langit Terbakar Saat Anak-anak itu Lapar” di terbitkan oleh Sastra Welang Pustaka – Bali.

Masih di tahun 2013 Doi Nuri masuk dalam antologi 20 cerpenis se Indonesia dengan karyanya “oktober dan januari di bulan februari” dalam buku “Semangkuk Nasi dan Sang Presiden” terbitan Sastra Welang Pustaka – Bali. Cukup lama juga tidak menggarap sastra pertunjukan, akhirnya pada 15 oktober 2015, KLS melahirkan pementasan Teater Dramatikalisasi Puisi dengan naskah “DURNA” karya doi nuri.

Menurut pendapat beberapa pengamat seni kota malang, pentas DHEMIT adalah salah satu pentas yang berhasil melahirkan sebuah konsep seni pertunjukan baru. dan pada 2016 lahirlah kembali antologi puisi KLS “Sang Tersudut di Sudut Lingkaran”.

Saat ini KLS sedang dalam proses menjadi organisasi resmi di tubuh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang di dukung oleh Dosen Pembimbing Dr Ahmad Tabrani MPd.⁠⁠⁠⁠

Sumber: MALANG TODAY

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *