Komunitas Sastra Hujan; Melahirkan Banyak Karya Orang-Orang Hebat

Komunitas Sastra Hujan akan terus maju, tetap memberi motivasi dan inspirasi untuk melahirkan semakin banyak ide baru bagi sesama kaum muda dan siapa saja. Komunitas ini akan tetap konsisten dengan apa yang sudah dan akan dilakukan nantinya sehingga impian kami KSH akan menjadi besar, maju, dan melahirkan semakin banyak karya dari orang-orang hebat.

Sederet kalimat harapan ini diungkapkan Margaretha Febhy Irene, 23 tahun, salah seorang penggagas awal lahirnya Komunitas Sastra Hujan (KSH) saat berbincang dengan floresindependen.com di LG Corner, Senin (6/2/2017) petang. Febhy, sapaan akrabnya, mengisahkan sejak lahirnya komunitas para pecinta sastra ini dan bernaung di bawah “kepak sayapnya” adalah sebuah anugerah yang dia dan teman-temannya rasakan.

Dalam kebersamaan itu, mereka berkreasi sastra; sebagian terbesarnya melahirkan puisi-puisi dalam jumlah yang tak terhitung lagi dan pernah menghiasi halaman media massa cetak dan online di Nusa Tenggara Timur. ”Kebersamaan dalam menghasilkan dan berbagi karya diantara sesama orang muda itu seperti sebuah petualangan mengagumkan di masa muda ini,” tutur Febhy.

Konsisten Berkarya
Seorang anggota KSH, Alby Albiano, mengisahkan sejak bergabung di Komunitas Sastra Hujan dirinya telah melewati banyak aktivitas mengolah talenta ber-sastra dan berbangga karena komunitas ini telah memasuki usia setahun.

“Kami bisa sejauh ini berkat komitmen dalam merawat niat juga menjaga konsistensi dalam berkarya,” kata Alby. Dia tak menampik, dorongan dan dukungan banyak pihak, terutama ‘bapak” komunitas, Marsel Ruben Payong menjadi penggerak penting kecintaan mereka pada seni sastra. Kehadiran sang moderator telah memperkuat posisi KSH setahun terlewati.

Senada, Melani Cici S. Ndiwa pun tak bisa menyembunyikan rasa syukur dan harunya saat KSH bisa menggapai ulang tahun pertama. Cici dikenal sebagai salah satu pencipta puisi produktif yang karyanya berulang-ulang menghiasi halaman sastra media-media Flores.

Cici berkisah, semua kegiatan yang pernah dilakukan KSH membuka mata seluruh anggota dan simpatisannya bahwa KSH menjadi salah satu wadah ekspresi bakat yang terus eksis dan bagus untuk menyalurkan berbagai ide kreatif. “Semoga KSH tetap konsisten dan komit tetap “membasahi” Ruteng dengan karya-karya yang luar biasa,” ujar Cici berharap.

Komunitas Sastra Hujan dalam perjalanan setahunnya telah mengasah minat dan bakat sastra banyak orang muda di Ruteng Kabupaten Manggarai. Evan Lahur, 26 tahun, seorang penggagas fondasi KSH menceritakan harapannya yang tak kunjung putus agar dengan perayaan 1 tahun KSH semakin banyak orang muda yang mengembangkan bakat ber-sastranya dengan karya puisi dan prosa untuk semakin menghujani Kota Ruteng.

“Kagiatan puncak satu tahun KSH kemarin itu sangat edukatif. Saya bahagia bisa ikut menghimpun berbagai bakat seperti monolog, deklamasi puisi dan lainnya sehingga membuktikan kita orang muda punya kemampuan berolah-satra dengan baik dan luar biasa,” ungkap Evan.

Senja terus diselimuti kabut putih. Di luar LG Corner matahari yang hampir tenggelam tak lagi nampak ketika semakin ditutup hujan berkabut tebal yang tak henti menghembuskan dingin dan terasa menusuk tulang. Para sahabat muda KSH masih asyik tenggelam dalam kisah suka duka perjalanan setahun komunitas yang mereka rajut dengan cinta dan karya.

Rini Temala, gadis ayu anggota KSH menuturkan perayaan setahun KSH di Aula Missio memberikan kesan tersendiri baginya. Bagi Rini, kegiatan syukur setahun berupa pagelaran karya sastra anggotanya bukan semata-mata “parade” sastra kreasi komunitas ini tapi lebih dari itu, ada wadah bersama dimana semua bakat dan karya tangan sastra bisa terdokumentasikan dengan rapih.

“Saya merasa di sini kita diberi ruang yang luas untuk saling memotivasi untuk menumbuh-kembangkan kerja-kerja sastra. Semoga KSH semakin gencar menghujani Kota Ruteng dengan semangat bersastra yang membawa perubahan bagi banyak kaum muda,” ungkap Rini.

Seiring waktu datang dan berlalu, berpacu dengan irama alam; KSH terus mewarnai jagat sastra Flores dan Kota Ruteng khususnya. Pada setiap musim yang menghampiri silih berganti, semerbak cinta lalu berbunga puisi di taman karya tak pernah usai- diusia muda- di Komunitas Sastra Hujan.
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *