IMRhino: Berkomitmen Mencegah Kepunahan Si Kulit Baja

Satu lagi komunitas mahasiswa yang peduli konservasi Badak Jawa, mereka menamakan Komunitas Mahasiswa Cinta Badak Jawa atau IMRhino. Organisasi tersebut didirikan oleh 5 mahasiswa London School of Publik Relation Jakarta pada bulan September 2016.

Komunitas Mahasiswa Cinta Badak Jawa dibentuk sebagai respon atas kondisi Badak Jawa merupakan satwa endemik Indonesia. Badak Jawa merupakan 1 dari 5 spesies badak yang masih tersisa di dunia.

Badak Jawa dijuluki si kulit baja karena satwa yang satu ini memiliki kulit berwarna abu abu coklat dengan pola mosaik yang menyebabkannya berbentuk seperti perisai. Hewan ini hampir tak dapat kita jumpai lagi. Saat ini hewan bercula satu itu berstatus konservasi pada fase kritis. Diperkirakan jumlah badak Jawa saat ini kurang lebih 60 ekor.

Populasi nya terus menghadapi ancaman. Badak Jawa tidak memiliki predator alami sehingga penyebab kematiannya disebabkan oleh penyakit, habitat dan manusia. Ancaman terbesar disebabkan oleh berkembangnya anggapan bahwa cula badak mempunyai khasiat dalam pengobatan tradisional.

Faktor lainnya adalah perluasan pemukiman, penebangan liar, perambahan hutan dan kehadiran manusia di habitat badak yang berpotensi menimbulkan penyakit baru dan juga faktor alam seperti ledakan.

Keunikan yang dimiliki badak adalah cula nya, cula badak Jawa jantan disebut cula melati, sedangkan untuk betina cula nya hanya berbentuk seperti benjolan yang disebut sebagai cula batok.

Panjang maksimal cula badak Jawa jantan adalah 27 cm, rata rata badak Jawa jantan memiliki panjang cula 21 cm, berbentuk lancip menyerupai belalai pendek dan berfungsi untuk merenggut makanan, mencari makanan seperti dengan mengaduk lumpur atau menarik makanan.

Cula badak inilah yang diburu dan dicari oleh banyak orang karena harganya yang mahal mencapai harga sekitar 44 juta rupiah per gram nya. Cula badak dihancurkan dan dijadikan bubuk dipercaya memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit, menambah vitalitas dan kesegaran tubuh, meski belum ada bukti ilmiah mengenai hal ini.

Terkait kasus-kasus hewan langka, hanya sedikit undang undang di Indonesia yang mengaturnya. Selain itu langkah pemerintah juga dianggap masih minim dalam menganggapi kasus ini, Penjagaan yang kurang, terus terjadinya kecolongan dan yang terpenting adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat.

Banyak masyarakat yang tidak peduli dengan kelangsungan hidup badak, hal ini dikarenakan masyarakat tidak merasakan dampak langsung dari kehadirannya. Padahal badak sangat berpengaruh dalam membangun sistem ekosistem alam. Kotoran alami badak didalam hutan membantu menciptakan suatu ekosistem hutan yang subur dan efeknya akan dirasakan manusia.

“Karena kejadiaan itulah muncul gerakan IMRhino.Gerakan ini dibuat dan dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan terhadap badak Jawa. Mengajak masyarakat Indonesia membantu mencegah kepunahan badak Jawa,” kata Ingen dari IMRhino.

Ditambahkan, Komunitas Mahasiswa Cinta Badak Jawa atau IMRino berkomitmen untuk membantu mencegah kepunahan badak Jawa dengan membangun kesadaran masyarakat Indonesia untuk melawan kekejaman terhadap badak dalam segala bentuk.

IMRhino melakukan kegiatan lewat media digital. Hal ini dilakukan karena saat ini media digital memiliki pengaruh yang sangat besar. Mereka menjadikan media sosial sebagai tempat untuk berbagi dan mendapatkan pengetahuan juga untuk menggandeng lebih banyak khalayak untuk ikut berkontribusi.

Lewat facebook, instagram, twitter dan youtube IMRhino memperkenalkan diri. Diawal kegiatan berjalan IMRhino memanfaatkan penggunaan sosial media untuk menginformasikan program dan promosi kegiatan yang akan dijalankan.

Banyak interaksi yang dilakukan dalam sosial media, dimulai dari sosialisasi mengenai badak Jawa, kompetisi foto, pembuatan video mengenai badak Jawa dan social experiment. Seluruh lapisan masyarakat bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kami berharap dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial, akan lebih banyak orang yang tau, paham dan tertarik untuk ikut gabung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini” ucap Ingen dari IMRhino.

Sejumlah artis dan juga public figure juga ikut mendukung gerakan ini, seperti Sivia Azizah (blink), Aldiansyah Taher, Kesha Ratuliu, Agatha Valerie, vannesa Egas dan Dhea Seto. Dengan adanya gerakan ini, badak Jawa bisa mendapatkan perlindungan lebih dan bisa mengurangi kekejaman terhadap badak Jawa. (Aldila Maharani Sutjipto).

Sumber: BERITA LINGKUNGAN

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *