I-CETHE: Jalin Silaturahmi, Sumber Informasi Hingga Aksi Berbagi

Belasan orang secara estafet menurunkan berkardus-kardus sembako, alat masak dan perlengkapan sekolah. Barang-barang tersebut adalah bantuan untuk bencana banjir di Kabupaten Pacitan yang digalang komunitas Info Cah Tulungagung (I-cethe). Sebuah grup Facebook di Tulungagung yang fokus mengadakan bakti sosial.

I-cethe merupakan salah satu grup terbesar di Tulungagung. Anggotanya saat ini mencapai 270.000. Padahal grup ini adalah grup termuda di Tulungagung. Menurut Admin grup, Anang Bashori sebenarnya grup sudah dibentuk dua tahun lalu oleh Didik, asal Ayojeding, Rejotangan. Namun grup ini vakum tidak pernah diurus.

“Saya dengan beberapa orang kemudian sowan ke mas Didik, minta agar grup ini kami kelola. Mas Didik mengizinkan,” terang Anang.

Awalnya grup ini berisi informasi razia kepolisian. Anang kemudian mengubah konten grup fokus mengurusi informasi publik. Pelan-pelan I-cethe berubah menjadi lebih informatif. I-cethe pun berubah sangat pesat. Setiap minggu ada ribuan anggota baru yang bergabung.

Untuk memudahkan koordinasi, Anang mengangkat koordinator wilayah (korwil) di 19 kecamatan di Tulungagung.

“Korwil ini untuk memudahkan koordinasi di tingkat kecamatan. Termasuk saat penggalangan dana,” terang Anang.

I-cethe juga mengangkat koordinator luar negeri. Masing-masing di Brunei Darusalam, Malaysia, Taiwan, Singapura, dan Hongkong.

Dari sekedar tukar informasi, I-cethe berubah fokus ke kegiatan bakti sosial (baksos).

Diakui Anang, anggota dari luar negeri menjadi penyumbang dana terbesar. Sebab mereka rutin melakukan kegiatan penggalangan dana. Sementara I-cethe menjadi saluran dana yang mereka kumpulkan.

“Tapi setiap kali kami penggalangan dana, semua aggota bergerak dengan luar biasa. Semua berdasar pada jiwa sosial dan kepedulian sesama anggota,” ucap Anang.

Setiap dua minggu, I-cethe mengagendakan baksos. Sebelumnya setiap anggota mengusulkan calon sasaran baksos. Nantinya ada tim yang melakukan survei ke lokasi. Jika dianggap layak menerima bantuan, anggota I-cethe akan menggalang dana. Dana yang terkumpul kemudian disalurkan berupa barang.

“Berapa pun uang yang didapat, kami berikan semua berbentuk barang. Sering kali kami harus bawa pick-up untuk mengangkut bantuan,” katanya.

I-cethe merupakan grup terbuka. Grup ini juga menjalin kerjasama dengan grup lain yang mempunyai kepedulian yang sama. I-cethe kerap mendapat kepercayaan menyalurkan bantuan dari grup lain. Untuk bantuan bencana Pacitan, ada satu bis bantuan yang disalurkan. Selain barang, ada pula titipan uang dari para buruh migran.

Anang bersama dua admin, moderator dan para koordinator wilayah I-cethe mengaku berjuang untuk menjaga amanah para anggota.

“Semua dilaporkan secara terbuka, kontrolnya juga di masing-masing anggota. Alhamdulillah sejauh ini masih tetap amanah, tidak pernah ada kasus dana yang digelapkan,” tegas Anang.

Setelah bencana Pacitan, I-cethe sudah merencanakan dua baksos. Masing-masing di penyandang disabilitas dengan satu tangan, serta di rumah anak yang menderita penyakit pengeroposan dan kelenturan tulang.

Menjaga sebuah grup dengan anggota ratusan ribu bukan perkara mudah.

Masih menurut Anang, setiap anggota mempunyai aspirasi. Tim admin dan moderator tidak mungkin mewadahi setiap aspirasi. Dibutuhkan kesabaran agar tidak terjadi konflik yang tajam. Apalagi budaya perundungan mewabah di media sosial. Tidak sedikit anggota yang mempunyai kebiasaan membuat kerusuhan di grup.

“Biasanya kami akan ingatkan langsung ke yang bersangkutan. Kalau sudah tidak bisa diingatkan, admin yang akan mengeluarkan dari grup,” ujar Anang.

Tidak sedikit anggota yang keluar karena tidak bisa menerima sikap tegas tim admin dan moderator. Bahkan ada yang sampai membuat grup baru. Bagi Anang keluar dari grup adalah pilihan yang harus dihormati.

Namun Anang berharap tetap bisa menjalin kerja sama dengan siapa saja, termasuk bekas anggota I-cethe.
Sebab baginya menghimpun semua potensi untuk melakukan kebaikan lebih penting dibanding jumlah anggota yang besar.

“Berapa pun anggotanya yang penting agenda baksos rutin bisa kami lakukan. Dengan begitu semakin banyak orang yang bisa dibantu,” pungkas Anang.

Sumber: TRIBUN NEWS
Penulis: David Yohanes
Editor: Titis Jati Permata

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *