Teknik Mendongeng Yang Baik

Dunia dongeng merupakan dunia yang menakjubkan terutama bagi anak-anak. Lewat sebuah dongeng sebuah komunikasi dan kedekatan emosional dapat tercapai. Transfer nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah dongengan dapat lebih mudah dimengerti. Sayangnya masih banyak orang yang belum mengetahui teknik mendongeng yang baik, sehingga harapan positif dari kegiatan mendongeng menjadi sia-sia bahkan membosankan.

Semua orang bisa menjadi pendongeng yang baik, terutama bagi kalangan pendidik baik di pendidikan formal maupun non formal. Mendongeng merupakan keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif yang menjadi bagian dari keterampilan berbicara, jadi tidak ada alasan seorang guru tidak bisa mendongeng. Mendongeng dapat dijadikan media dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan bagi orang tua, mendongeng untuk anak dapat mempererat komunikasi dengan si buah hati dan meningkatkan kedekatan batin emosional antara orang tua dan anak. Banyak orangtua terlalu sibuk dengan urusannya sehingga tidak mempunyai waktu untuk mendongeng atau kalaupun ada, tidak tahu bagaimana mendongeng yang baik.

Tidak perlu menjadi pendongeng yang profesional bila ingin dongengan Anda dapat diterima oleh orang lain, cukup mengetahui beberapa teknik mendongeng yang baik agar sebuah komunikasi dan kedekatan emosional dapat tercapai lewat dongengan kita. Berikut beberapa tip yang harus Anda ketahui:

  • Banyak guru atau orang tua yang mengaku kekurangan referensi mendongeng, padahal di lingkungan sekitar bisa menjadi sumber referensi. Misalnya, metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu dapat diceritakan secara menarik. Ada banyak buku atau artikel tentang cerita rakyat atau sumber berita yang kita lihat dan dengar di media masa, cukup dipahami inti atau topik cerita (pakem) kemudian kita kembangkan sendiri. Jikalau tidak mampu, dapat membacakan sebuah buku cerita dongeng.
  • Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menuturkan dongeng tersebut. Rangkaian kata dan efek suara yang disampaikan hendaknya kreatif agar tidak membosankan. Lafal ucapan harus menarik, keras, dan jelas. Intonasi suara mengikuti alur cerita kapan saat bersuara keras atau lembut. Suara boleh dibuat berbeda antar tokoh dan narator. Salah satu yang paling disenangi oleh anak-anak adalah menirukan suara.
  • Gerak tubuh dapat mempengaruhi cara mendongeng yang baik. Coba bayangkan bila kita hanya berdiri tegap tanpa ekspresi ketika mendongeng, membosankan bukan? Gerakan tangan, kaki atau anggota tubuh lain saat menirukan tokoh atau menyesuaikan dengan alur cerita. Ekspresi wajah juga mempunyai peranan penting terutama mata. Orang marah, gembira, atau bingung dan sebagainya dapat ditunjukkan melalui pandangan pendongeng.
  • Pilih jenis cerita sesuai dengan umur anak-anak. Untuk umur 3-8 tahun, usahakan mendongeng hal-hal lucu dengan penokohan hewan atau cerita-cerita fabel (hewan, tumbuhan, benda yang berbicara). Sedangkan untuk umur 8-12 tahun, dapat mendongeng tentang sejarah yang menampilkan jiwa patriotisme anak seperti cerita kepahlawanan atau tokoh heroik. Yang perlu diperhatikan adalah memulai mendongeng dengan cara yang singkat, padat dan tepat agar dapat menarik perhatian si pendengar. Pembuka merupakan cerminan isi mendongeng yang baik.
  • Buatlah cerita dongeng tidak perlu terlalu panjang. Sebab, batas konsentrasi anak terbatas. Anak cenderung cepat bosan dengan cerita yang terlalu panjang atau jalan cerita yang datar. Jika telah menampilkan satu adegan dalam cerita, usahakan menarik kembali perhatian anak-anak. Tingkatkan partisipasi anak dengan keaktifannya dengan memberi pertanyaan di sela-sela cerita. Ini dapat melatih pendengar dongeng untuk dapat menyimak setiap informasi yang Anda sampaikan dalam dongeng, dan menciptakan keterlibatan anak sehingga tidak hanya menjadi objek pasif saja.

Masih banyak faktor pendukung lain menjadi pendongeng profesional dalam arti kegiatan mendongeng sebagai profesi.

 

sumber : lenterakecil.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *