Komunitas Seniman Mojopolo Bedah Rumah Tak Layah Huni di Mojolaban Sukoharjo

Perkumpulan seniman di Mojolaban Sukoharjo yang tergabung dalam Komunitas Mojopolo mengadakan bedah rumah kediaman Marikem (60), Senin (28/1/2019).

Rumah Marikem yang terletak di Dusun Durenan Rt: 04 / Rw: 05, Joho, Mojolaban, Sukoharjo ini dianggap tidak layak huni.

 Ketua pelaksana kegiatan ini Ebiet Sarjono mengatakan selain tidak layak huni, didalam rumah tersebut juga tidak memiliki aliran listrik.

“Lampunya cuma satu yang diambil (listriknya) dari rumah tetangganya,” katanya.

Komunitas seniman ini itu lantas melakukan penggalangan dana, dan berhasil mengumpulkam uang sebesar Rp 17 juta.

“Selain uang, bantuan yang datang juga berupa sembako dan bahan matrial bangunan,” katanya.

Dalam aksi bedah rumah ini, komunitas Mojopolo dibantu pihak TNI, Polri, dan beberapa komunitas lainnya.

“Untuk tenaga kita tergabung dalam grup relawan yang terdiri dari Polsek Mojolaban, Koramil 10 Mojolaban, Yonif 413 dan komunitas yang lain,” katanya.

Bangunan sendiri yang direnovasi berukuran 4 x 6 meter, dan halaman selebar 2 meter, dengan luas tanah 120 meter persegi.

“Tembok samping pakai batu bata sekitar 70 cm, atasnya pakai GRC, dan untuk listrik akan disambungkan dari rumah tetangganya,” katanya.

Ebit menembahkan salah seorang timnya juga menawarkan untuk pemasangan listrik yang biayanya akan dia tanggung, namun ditolak.

“Tim saya juga menawarkan pemasamgan listrik sendiri yang nanti biayanya akan dia talangi langsung selama satu tahun, tapi ditolak, jadi listrik masih menggunakan listrik dari rumah tetangganya,” katanya.

“Tembok samping pakai batu bata sekitar 70 cm, atasnya pakai GRC, dan untuk listrik akan disambungkan dari rumah tetangganya,” katanya.

Ebit menembahkan salah seorang timnya juga menawarkan untuk pemasangan listrik yang biayanya akan dia tanggung, namun ditolak.

“Tim saya juga menawarkan pemasamgan listrik sendiri yang nanti biayanya akan dia talangi langsung selama satu tahun, tapi ditolak, jadi listrik masih menggunakan listrik dari rumah tetangganya,” katanya.

Marikem hidup sebatangkara, ia tidak memiliki anak maupun suami.

Pihak Desa sebelumnya juga telah menawarkan bantuan, namun terkendala administrasi, yang mana Marikem tidak memiliko KTP, dan enggan membuatnya.

“Sebelumnya kita melukan pendeketan beberapa hari, tidak tau kenapa Ibu Marikem bersedia rumahnya kami renovasi, padahal dulu saudaranya juga menawarkan hal serupa tapi ditolak.”

“Selain itu, bu Marikem juga bersedia membuat KTP, yang nanti akan diantar pihak Desa ke Diskupcapil,” kata Ebit.

Marikem sendiri mengaku senang rumahnya direnovasi, sehingga dia bisa lebih nyaman menempati kediamanannya tersebut.

Sumber : Tribun Solo
Penulis: Agil Tri
Editor: Putradi Pamungkas

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *