Anggota Komunitas Benik Ajarkan 11 Poin Terminology Of Fashion Kepada Desainer Semarang

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Komunitas Benik, Trend.Inc (Fashion Maker Incubator), dan Rumah Kreatif BUMN bekerjasama untuk mengadakan workshop.

Pelatihan ini diikuti oleh puluhan desainer muda maupun profesional asal Semarang.

Workshop yang berlangsung di Rumah Kreatif BUMN BRI yang ada di Jalan Sultan Agung no 108, Candisari, Semarang ini, menjabarkan tentang terminology of fashion.

Nova Nugroho, yang didapuk menjadi narasumber kali ini menjelaskan secara rinci 11 poin yang ada di dalam tema besar tersebut.

“11 poin tersebut adalah style, desain, taste, tren, high fashion, volume fashion, detail, tekstur, silhoute, warna, dan analogus. Sebagai orang yang berjiwa desainer, 11 hal mendasar tersebut harus dipahami terlebih dahulu,” papar Nova, usai mengisi workshop Terminology of Fashion, Rabu (13/3/2019) pagi.

Dalam penjelasannya, Nova ingin memastikan desainer di kota ini tahu bagaimana menciptakan sebuah kreatifitas desain, namun tetap berpegang teguh pada terminology of fashion.

Sebab, dibandingkan dengan Kota Bandung, Kota Semarang lebih memiliki banyak desainer.

Walaupun tetap saja Bandung masih menjadi kiblatnya fashion di Indonesia.

“Sebenarnya mereka mengambil desainer dari luar. Tetapi keunggulannya, masyarakat Bandung sangat kreatif dan tahu bagaimana cara memasarkan produknya. Harusnya di Kota Semarang bisa,” tuturnya.

Dilema yang dialami para desainer di Semarang menurut Nova yakni, keterbukaan masyarakat untuk menerima desain pakaian yang nampak beda.

“Banyak masyarakat di Kota Semarang yang masih menganggap celana warna ungu yang dipakai laki-laki itu aneh. Maka dari itu, kecenderungan untuk menerima desain pakaian yang kreatif masih belum banyak diterima,” imbuhnya.

Alhasil, banyak desainer di Kota Lunpia ini memilih memasarkan produknya ke luar kota.

Sulitnya lagi, mencari penjahit yang terkadang tidak mau menerima pakem jahitan yang berbeda.

 “Ini hampir semua dialami desainer yang ada di Kota Semarang. Selain sulit menerima, mereka juga mematok harga yang cukup tinggi. Maka saya solusinya dengan merekrut penjahit sendiri yang diambil dari luar kota,” papar pria yang juga sekretaris di komunitas Benik.

Workshop ini sudah dilakukan dua kalinya. Menurut rencana, setiap bulan akan ada workshop serupa dengan tema yang berbeda-beda.

“Bulan depan kami harap peserta ini tetap bisa ikut. Karena jika terputus satu kali pertemuan, maka akan ada ilmu yang terlewatkan,” pungkasnya.

Perlu diketahui, komunitas Benik berisi sekelompok desainer muda asal Kota Semarang. Hasil desain dari beberapa anggota bahkan sudah ada yang digunakan artis ibu kota.

Disadur dari : Tribun Jateng.
Penulis: faisal affan
Editor: suharno

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *