Komunitas Kepo Baca Lampung Ajak Masyarakat Melek Buku

Bermula dari tongkrongan bersama terkadang tercetus suatu ide kreatif dan bermanfaat.

Seperti halnya di Komunitas Kepo Baca Lampung, dimana terbentuknya berawal dari obrolan di warung kopi.

Salah satu founder Dimas Putra Adzie menceritakan, Komunitas Kreatif, Edukatif, dan Progresif dengan Membaca (Kepo Baca) ini terbentuk sejak 2 Maret 2018. Penggagasnya adalah dirinya, Kevin Ceasar Wicaksono, Muhammad Farhan Desmi, dan Ignatius Limpad.

“Semuanya berawal dari diskusi santai di warung kopi. Ketika itu, saya bersama tiga kawan karib berfikir bagaimana menjadi pemuda yang berdampak (fruitful) terhadap lingkungan sekitar,” cerita Dimas kepada Tribun Lampung, Jumar (7/6/2019).

Sehingga kongkow bareng itu bukan hanya sekadar berisi obrolan kurang bermanfaat.

Setelah berdiskusi bersama, lalu tercetus ide untuk membuat suatu komunitas yang mengajak masyarakat kembali rajin membaca.

Terlebih melihat fenomena saat ini dimana orang lebih suka memainkan gawainya ketimbang mempergunakan waktu luang untuk memcari ilmu melalui buku.

“Karena berdasar studi kasus yang kami lihat, terjadi urgensi literasi di Lampung ini,” beber mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung itu.

Anggota Komunitas Kepo Baca Lampung Kevin Ceasar Wicaksono menambahkan, menurutnya memang sudah seharusnya saat ini kalangan mellenial dituntut memiliki kreativitas untuk melakukan banyak hal positif yang berdampak pada lingkungan sekitar.

“Itu kenapa kami berfikir biarpun nongkrong, gimana caranya nongkrong yang produktif. Kami ingin meningkatkan minat baca di Lampung, khususnya Bandar Lampung dahulu,” ungkap mahasiswa Akuntansi FEB Unila ini.

Dia berharap dengan adanya Kepo Baca Lampung, bisa menjadi alternatif pendidikan nonformal.

“Jadi kalau ada yang mau baca, ya kita sediain. Kalau ada yang cari buku juga kita usahakan,” kata dia.

Di komunitas ini setiap ada yang mau meminjam buku digratiskan. Baik itu membaca di tempat atau dibawa pulang.

“Kalau ada masyarakat, anak sekolah atau teman kuliah yang mau meminjam buki, ya silahkan tidak ada biaya sewa maupun denda jika terlambat mengembalikan,” ujarnya.

Komunitas Kepo Baca tidak mencari untung sepeserpun dalam kegiatan sosial yang mengajak orang kembali rajin membaca buku lagi ini.

“Jadi pegangannya ya saling jaga kepercayaan aja. Kami pinjamkan buku tapi tolong dijaga buku yang dipinjam. Dan dikembalikan jika sudah selesai membacanya,” jelasnya.

Mengantisipasi buku tidak hilang, komunitas memberikan tanda pengenal yang valid dari buku. Selain itu untuk mekanisme peminjaman buku, masyarakat atau anggota hanya perlu menyertakan tanda pengenal (FC KTP/SIM/KTM) ddannomor telepon aktif.

Masa tenggat peminjaman maksimal dua minggu. Harapannya penerapan mekanisme peminjamam ini bisa menjadi patokan dan hal yang dijaga oleh si peminjam buku.

Penulis: sulis setia markhamah
Editor: Reny Fitriani
Artikel ini telah tayang di Tribun Lampung.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *