Komunitas Pemandu Wisata Muda Aceh Kunjungi Rumah Kolektor Manuskrip Aceh Cek Midi

Kedatangan pemuda-pemudi di bawah komunitas Majelis Pariwisata Aceh (MPA) ini untuk bersilaturahmi, berdiskusi dan ingin mendapatkan ilmu tentang sejarah Aceh. 

Sejumlah komunitas pemandu wisata (guide) muda Aceh berkunjung ke rumah kolektor manuskrip Aceh Tarmizi Abdul Hamid atau lebih dikenal Cek Midi.

Kedatangan mereka ke rumah Cek Midi di Seroja Ie Masen, Kayee Adang, Banda Aceh, itu pada hari Minggu (12/1/2020).

Kedatangan pemuda-pemudi di bawah komunitas Majelis Pariwisata Aceh (MPA) ini untuk bersilaturahmi, berdiskusi dan ingin mendapatkan ilmu tentang sejarah Aceh.

Begitu juga dengan segala kearifan lokal di dalamnya sebagai bekal untuk mereka jelaskan kepada tamu mancanegara yang sering mereka pandu.

Tim yang berjumlah sekitar 15 orang dan dikoordinir Fadlan Amini.

Masing-masing mereka ini menguasai beberapa bahasa, seperti bahasa Portugis, Prancis dan umumnya Bahasa Inggris.

Seorang di antara mereka Musafir (25), ia sangat fasih berbahasa Portugal.

Ia sangat kagum melihat peninggalan sejarah masa lalu Aceh terutama Manuskrip Aceh.

“Oleh karena itu, secara spontan ia merekam live streaming dalam bahasa Portugis yang dia posting ke Negara Portugis,” kata Fadlan Amini.

Menurutnya, para guide ini sudah empat bulan lalu mengikuti kelas khusus bahasa Inggris.

Mereka mendiskusikan tentang pembekalan sejarah, adat dan budaya Aceh dalam format outdoor class seperti yang dilaksanakan kemarin di gudang Sejarah Aceh, yaitu Rumah Cek Midi.

Lebih lanjut Fadlan Amini menjelaskan kepada Cek Midi bahwa mereka bertugas sebagai duta Aceh dalam dunia pariwisata dalam scope Aceh secara keseluruhan sejak dari Singkil hingga Sabang.

Seperti kita ketahui Majelis Pariwisata Aceh (MPA) ini dibentuk pada bulan April 2019 lalu.

Tujuannya untuk membentuk generasi muda Aceh dalam hal memandu para tamu wisata sesuai dengan kaedah-kaedah islami.

“Baik tutur bahasa yang sopan serta mempunyai kemampuan yang mumpuni tentang sejarah Aceh, adat dan budaya yang berada dalam lingkaran syariat Islam di Aceh,” pungkasnya.

Penulis: Subur Dani
Editor: Mursal Ismail

Artikel ini telah tayang di serambinews.com

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *