“Smile sama tamu, greetings atau kasih magic word, seperti thank you, happy holiday. Kita pedagang kaki lima, tapi kita bukan gembel, jadi jangan pakai sandal, pakai sepatu. Jangan pakai minyak jelanta, jangan pakai gas 3 kg pakai Bright gas. Jangan lupa ada alat pemadam, P3K, listrik,” terang Joko Waluyo bersemangat.
Memang tidak ada aturan tertulis tentang semua hal itu, tapi Joko Waluyo ingin menerapkan itu semua di komunitasnya. Menurutnya memang itulah aturan baku yang akan membuat bisnis Food Truck bertahan lama. “Bisnis Food Truck harus punya lima izin. Nggak boleh Food Truck lu bodong, nggak bayar pajak, sopir lu nggak punya SIM itu juga nggak boleh,” tegasnya lagi.
Menjual Jual Konsep, Bukan Makanan
Diceritakan oleh Joko Waluyo, Komunitas Food Truck Jakarta (KFJ) terbentuk tahun 2016. Dari hanya 10 Food Truck, sampai sekarang sudah ada 30 Food Truck. “Food Truck itu mulai booming 2016-2017. Sekarang juga masih. Sebenarnya Jakarta itu total 150-160 Food Truck. Di KFJ cuma ada 30, maksimum 35. Jadi nggak ada setengahnya tuh yang jadi member KFJ,” ungkap Joko.
“Dan masuk KFJ itu mahal. Karena KFJ itu punya saya, punya Joko Waluyo, jadi mahal. Rp6 juta per-6 bulan. Take it or leave it,” tegas Joko sambil tertawa. Mungkin ada yang menganggap bahwa bisnis Food Truck itu mudah, namun banyak hal yang sebenarnya harus diperhatikan. Joko menjelaskan pengetahuan yang paling dasar dan harus dipahami adalah bahwa Food Truck bukan jual makanan, tapi jual konsep.
Joko Waluyo pun membagikan tips untuk yang baru mau memulai bisnis Food Truck. Menurutnya Food Truck tetap harus memiliki produk andalan yang benar-benar bagus. “Ingat, ini bikin makanan. Bukan bikin roket. Asin bisa diulang, manis bisa diulang, tapi konsisten,” terangnya. Selain itu menurut Joko orang yang memulai bisnis makanan, maka harus jujur dengan produk yang dijual.
“Kalau harganya Rp10 ribu kasih Rp10 ribu. Fotonya kelihatan Rp50 ribu, pas datang Rp20 ribu juga nggak. Jadi, apa yang lu lihat, itu yang bakalan lu dapat,” tambahnya. Terakhir menurut Joko Waluyo, seseorang yang menjalankan bisnis, maka harus berpikiran positif. “Jangan negatif mulu, apalagi kalau ada tamu atau pelanggan yang datang, lu kan harus tersenyum,” pungkasnya.
Penulis/reporter: Gadis Abdul
Artikel ini telah terbit di fimela.com
*semua foto milik fimela.com