Komunitas Bonek Gondo Mayit (BGM) : Tak Berhenti Tebar Kebaikan

Bonek Gondo Mayit, memiliki jalan berbeda dalam mencintai tim kebanggaannya, Persebaya Surabaya. Berdiri sejak 2005 lalu, Bonek Gondo Mayit (BGM) lalui perjalanan 25 tahun penuh warna. Namun demikian, disampaikan koordinator BGM, Ach Musyafa’ Al Hamdanie, pihaknya tidak pernah patah semangat mendukung Persebaya dan menebar kebaikan.

“Tahun 2011 pertama kali Bonek Gondo Mayit berbagi takjil di Nganjuk dan itu pertama kali komunitas suporter di Nganjuk,” terang pria akrab disapa Musyafa’ itu pada SURYA.co.id, Senin (10/2/2020).

Aktivitas itulah yang menjadi pemantik BGM aktif kegiatan positif yang bermanfaat tidak hanya bagi anggota, tapi masyarakat secara luas. Kunjungan panti asuhan di wilayah Nganjuk rutin setiap tahun sejak tahun 2012.

“Termasuk santunan anak yatim di beberapa desa Kabupaten Nganjuk 2015 lalu sambil bersosialisasi kepada masyarakat menunjukkan Bonek tidak seanarkis yang mereka kira,” katanya.

Santunan anak yatim terus rutin dilakukan, tahun 2018 jelas Musyafa’, BGM memberi santunan 91 anak yatim di balai umum Kecamatan Berbek, dilanjutkan sunatan massal gratis.

“Tahun 2019 kami mengadakan acara santunan, khotmil Qur’an & sholawatan di gedung wanita kota Nganjuk, dilanjutkan “beras on the road”, kami membagikan sembako 1.500 bungkus diberikan kepada kaum duafa,” tegasnya.

Terbaru, jelas Musyafa’, BGM membantu proses pembangunan musola.

“Tahun 2020 ini kami minta doa dan support nya akan membangun musholla yang kami namakan “Musholla Bonek Al Basmalah” di Dusun Bangon, Desa Margopatut, Kec Sawahan, Nganjuk,” terangnya.

Sementara, tentang sejarah pendirian, Musyafa’ menjelaskan BGM sempat alami perubahan nama. Selama tiga tahun awal 2005-2008, semula komunitas ini bernama Bonek Sambernyowo.

“Tahun 2005 sebelum Gondomayit lahir, nama kami Bonek Sambernyowo. Ada spanduk nya, kami bawa ke Jakarta 8 besar tahu 2008,” ucapnya.

Namun, setelah terlibat pebincangan kecil dengan pentolan Bonek, Hamin Gimbal, Abah Imron (alm), jika nama Sambernyawa milik Persis Solo, akhirnya berganti nama. Pendiri BGM, Gus Ali Saufan Zirzis, pengasuh pelapak sholawat Nganjuk sepakat mengubah nama.

“Akhirnya Gus Ali mengganti Gondo Mayit, Gondo itu bahasa jawa (bau), Mayit (mati). Intinya mencintai Persebaya sampek mati,” tegas pria usia 32 tahun tersebut.

Meski usianya sudah menginjak 15 tahun, Musyafa’ sampaikan komunitas yang saat ini miliki anggota lebih dari 300 orang, tidak pernah rayakan ulang tahun, juga struktur kepemimpinan secara rinci.

“Sampai sekarang tidak pernah ulang tahun. Yang penting sampai sekarang kami masih Istiqomah mencintai Persebaya,” pungkas Musyafa’.

surabaya.tribunnews.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *