Peringati Hari Relawan Sedunia, Relawan GEMAS Ajak Masyarakat Peduli Kebersihan Masjid

Dalam rangka memperingati Hari Relawan Sedunia yang jatuh pada, Senin (5/12), Romadi Yanto, penggagas dan relawan dari Komunitas Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas) berharap dunia kerelawanan bisa berkembang dan meluas khususnya di Indonesia.

“Mulai hari ini, saya berharap sosok relawan bisa menginspirasi banyak orang, khusunya para pemuda yang akan menjadi penerus bangsa ini,” kata Romadi kepada Republika.co.id, Senin (5/12).

Relawan yang bergabung ke dalam Komunitas Gemas sejak 2013 itu mengaku bahwa selama menjalankan tugasnya, Romadi lebih banyak mengalami kejadian yang menyenangkan. Karena melakukan suatu hal yang sangat bermanfaat untuk orang lain, utamanya mereka yang membutuhkan.

“Tidak ada pengalaman duka karena saya selalu menikmati setiap prosesnya, saya bisa beguna bagi orang banyak dan saya senang ketika saya bisa membahagiakan mereka,” ujar Romadi.

Sebelum menjadi relawan, Romadi pernah bekerja menjadi seorang desainer interior dan marketing di sebuah perusahaan swasta. “Keluarga sangat mendukung ketika saya memilih menjadi relawan dan meninggalkan pekerjaan. Bukannya menyesal, saya justru semakin cinta menjadi relawan, seperti ada dorongan hati,” tambahnya.

Melalui komunitasnya, Romadi berharap bahwa ia bisa menularkan rasa kerelawanan kepada masyarakat sehingga mereka mau ikut serta untuk bahu-membahu dalam menolong orang lain. Romadi memiliki pengalaman berkesan, katanya, yaitu ketika ia bertemu dengan anak-anak muda yang mau membantu komunitasnya ketika membersihkan Masjid di bilangan Tebet secara sukarela.

Komunitas Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas) merupakan sebuah kelompok relawan yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan pendidikan islami melalui lingkungan, khususnya dalam bidang kebersihan. Romadi mengatakan bahwa tidak mudah bagi komunitasnya mendapat kepercayaan orang-orang pada saat mereka pertama kali melakukan gerakan membersihakan masjid-masjid di ibu kota.

“Kami pernah mendapatkan padangan negatif, sempat dicurigai punya motif lain ketika melakukan gerakan ini pertama kalinya. Namun kami paham karena memang belum banyak yang tau tentang komuitas ini pada saat itu,” kata Romadi.

Sumber: KAHFI

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *