Ruma Parguruan: Sekolah Alternatif Anak-Anak Parmaksiaan

“Ruma Parguruan” merupakan bahasa Batak dari rumah belajar, rumah singgah untuk anak-anak setelah pulang sekolah dan anak-anak yang belum mengecap pendidikan formal. Ide ini berangkat dari kegelisahan para pemuda/i Kec. Parmaksiaan yang beramsumi telah terjadinya degradasi zaman pada anak-anak pada zaman yang kekinian.

Belum lagi Kec. Parmaksiaan yang merupakan wilayah terdekat kepada perusahaan-perusahaan di daerah Tano Batak. Banyak perubahan jenjang yang terjadi pada anak-anak akibat kehadiran dari korporasi-korporasi ini. Kondisi sosial ini juga memengaruhi sikap, sifat, dan budaya anak-anak.

Maka dari itulah, demi mencuri waktu anak-anak dari kondisi sosial yang semakin memburuk ini, Ruma Parguruan mengambil ruang dan peran bagi anak-anak untuk tetap mempertahankan sifat keinginan belajar dengan membuka konsep bermain sambil belajar.

Dalam konsep tersebut, ada beberapa hal yang menjadi tema utama dari pembelajaran di Ruma Parguruan. Pertama adalah budaya. Tentunya, mereka akan mengajarkan budaya tentang batak, karena budaya memiliki peran yang penting untuk membentuk karakter anak secara “Budi dan Daya”.

Kedua, merupakan persoalan kehidupan manusia dengan alamnya dan dikategorikan menjadi Lingkungan. Dalam hal ini, mereka mencoba agar anak-anak yang mayoritas merupakan anak petani dan pemelihara kerbau ini masuk ke ranah pengetahuan tentang keberlanjutan ekosistem, baik udara, air, tanah dan makhluk hidup. Begitu juga dengan pengetahuan sederhana tentang perubahan iklim.

Ketiga, merupakan persoalan ilmu pengetahuan yang sebenarnya hal ini sudah di pelajari di sekolah formal mereka. Namun, ini menjadi bagian penting untuk membakar semangat dan rasa percaya diri anak-anak di dunia pendidikan.

Terakhir, Ruma Parguruan membuat konsep sebuah ide tentang pembakatan anak-anak. Dengan mengarahkan bakat yang telah dimiliki oleh anak-anak akan membuat mereka lebih percaya diri untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang sarjana serta memiliki skill; meskipun para orang tua mereka tidak sanggup untuk menyekolahkan ke perguruan tinggi.

Ruma Parguruan kini sangat sering dikunjungi anak-anak, lebih dari 35 orang anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar dan SMP.

*Dalam konsep keuangan untuk proses belajar ini, sampai saat ini Ruma Parguruan masih menggunakan donasi kolektif dari siapapun untuk kepentingan anak-anak ini. Ruma Parguruan menerima donasi seperti; buku tulis, buku bacaan untuk anak-anak, alat tulis, alat gambar, dan juga uang tunai.

Sumber: Laman Facebook Ruma Parguruan

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *