Komunitas Board Game Garap Play Day Rutin Agar Para Pemain Lebih Dekat

Saat permainan virtual menjerat para pemegang smartphone, dewasa ini. Sekelompok orang yang tergabung komunitas Board Game ini menggagas permainan tradisoanl yang mengasyikkan.

KOMUNITAS Board Game Semarang atau dapat disebut Kobar Semarang berdiri sejak tahun 2015. Pertemuan Bagus, Adiva, dan Faiz dalam sebuah acara konferensi board game yang diselenggarakan Kompas Gramedia, merupakan asal mula terbentuknya komunitas ini. Seringnya mereka berkumpul dan bermain bersama menumbuhkan keinginan untuk membentuk komunitas ini di Semarang.

Menurut satu di antara founder Kobar Semarang, Ardiawan Bagus Harisa, board game atau permainan papan ini masih jarang dikenal oleh masyarakat Semarang, terutama oleh generasi millenial yang lebih familiar dengan game digital yang ada di smartphone.

Padahal pasti mereka telah memainkan satu di antara jenis board game, contohnya monopoli, halma, ular tangga, atau catur. Namun, sudah tidak banyak orang yang mengikuti perkembangan board game yang cukup maju di Indonesia.

“Yang paling menarik untuk bermain board game itu memaksa pemain harus bertemu secara fisik. Dengan begitu interaksi antar pemain yang tidak dapat ditemukan dalam game digital,” katanya.

Meski game digital sudah dilengkapi dengan fasilitas multiplayer. Namun, Ia tetap berpikir bahwa hal tersebut berbeda dengan komunikasi yang terjadi saat memainkan board game. Karena interaksi langsung terlihat lebih intens dan nyata dibandingkan komunikasi secara virtual.

Aktivitas yang rutin dilakukan komunitas beranggotakan 40 orang ini adalah Play Day. Setiap sebulan sekali, anggota berkumpul untuk memainkan beberapa board game. Biasanya dimulai dari pukul 13.00 hingga selesai, di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi jadwal Play Day dapat diakses di laman Facebook dan Instagram Kobar Semarang.

Acara Play Day terbuka untuk umum, jika ada yang tertarik untuk bermain dan bergabung dengan Kobar Semarang akan disambut baik. Persyaratan untuk menjadi anggota Kobar Semarang sangat simpel, hanya bermodalkan rasa senang untuk bermain board game saja. Mereka juga tidak diharuskan memiliki board game.

Terdapat banyak jenis board game yang dimainkan saat Play Day. Bahkan setiap pertemuan pasti memainkan permainan yang berbeda. Kadang diadakan kompetisi kecil-kecilan di antara anggota untuk mengasah kemampuan bermain.

Adi Nugroho, anggota Kobar Semarang, menjelaskan, secara umum ada tiga tingkatan board game, yaitu ringan, sedang, dan rumit. Ketiganya dikelompokkan pada waktu yang diselesaikan satu kali putaran permainan. Permainan ringan dapat diselesaikan dengan waktu maksimal 1 jam, permainan sedang dengan waktu 2 jam, dan permainan rumit dapat memakan waktu lebih dari 4 jam.

“Selain Play Day yang diadakan setiap bulan, kami juga mengadakan talk show untuk memperkenalkan board game itu sendiri. Bekerja sama juga dengan publisher board game, seperti Hompipa dan Manikmaya,” tambahnya.

Ia menambahkan sebenarnya permainan dengan bentuk fisik seperti board game tidak hanya menghibur. Namun, juga melatih sistem motorik kasar dan halus untuk anak kecil. Sehingga cocok untuk digunakan sebagai media bermain sambil belajar.

“Kami lebih menargetkan pada bidang pendidikan, karena memang board game sangat bermanfaat untuk anak-anak. Sehingga dapat digunakan dalam sistem pembelajaran. Hal ini juga dapat memicu anak-anak untuk tidak selalu memainkan digital game,” katanya.

SUMBER: TRIBUNJATENG

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *