Tanjungpinang Painting Art; Kumpulan Seniman Yang Peduli Kota Tanjungpinang

Anda mungkin sering ke Kawasan Kota Lama Tanjungpinang. Kini, di sana, tepatnya di Jalan Pos, ada sesuatu yang beda, dengan adanya sentuhan seniman-seniman yang punya kepedulian terhadap kota ini.

Ya, beragam lukisan tiga dimensi akan terlihat di sana. Bahkan, tempat ini pun menjadi objek berfoto pengunjung untuk berikutnya diyakini ditempatkan di dunia maya.

Ya, karya kualitas luar biasa itu dipersembahkan seniman-seniman Tanjungpinang yang tergabung dalam “Tanjungpinang Panting Art”.

Mungkin belum terlalu populer komunitas ini. Ya, usianya juga baru lima bulan. Baru lima bulan terakhir terbentuk.
Hanya, komunitasnya muda, bukan berarti anggotanya orang-orang baru. Bahkan, ternyata, di antara anggotanya telah berkiprah dalam dunia seni lebih 10 tahun terakhir.

Tak hanya itu, jika dilihat perjalanan mereka, bahkan sudah pernah mengikuti berbagai event pameran di luar daerah. Nama Kepulauan Riau telah pernah mereka harumkan di ajang temu karya taman budaya se -nusantara di Jambi beberapa bulan yang lalu. Tentu, untuk kegiatan lokal yang diadakan Pemko Tanjungpinang, mungkin tak terhitung lagi buah karya mereka.

“Pada dasarnya seniman yang tergabung, membuat suatu karya untuk komersil dan untuk kepuasan seniman itu sendiri dan untuk dinikmati oleh orang lain,” kata Junaidi yang saat ini menjadi koordinator komunitas ini.

Nah, atas kepedulian mereka, satu karya pun dipersembahkan untuk Kota Tanjungpinang. Kebetulan, saat itu ide pembuatan karya itu atas arahan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang, Efiyar M Amin.

“Kami terkejut, pengunjung sudah berfoto-foto. Padahal pengerjaan belum selesai,” tambah Junaidi.
Kini, lukisan tiga dimensi itu sudah selesai. Banyak objek yang bisa dijadikan tempat berfoto untuk diabadikan. Lukisan yang memang dibuat atraktif dan hidup, membuat seolah-olah penumpang bisa berinteraksi dengan yang ada di lukisan itu.

“Kami berterima kasih ke Pemko Tanjungpinang khususnya karena memberikan fasilitas untuk berkarya. Tentu, ke depan kami tetap berharap untuk adanya fasilitas lagi yang bisa kita fungsikan untuk mempromosikan wisata Tanjungpinang, khususnya di dunia perupa,” pungkas Junaidi.

Saat ini, anggota komunitas ini belum banyak, baru 10 orang. Tentu, bukan hal mudah menyatukan satu pemikiran di antara seniman. Terlebih, diketahui pekerjaan seni tidak selalu dinilai dengan uang.

Sumber: Tanjungpinang Pos

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *