HDII & IAI: Infrastruktur Tidak Diimbangi dengan SDM Arsitektur dan Desain Interior

Profesional di bidang arsitek maupun desain interior belum sepenuhnya dapat bergabung dalam pembangunan infrastruktur. Mengapa?

Maraknya pembangunan infrastruktur dalam negeri belum diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia (arsitektur dan desain interior) yang memadai. Pasalnya selama ini, tenaga profesional tersebut memilih menggarap proyek rumah tinggal ketimbang fasilitas umum.

Sangat disayangkan, para profesional di bidang arsitek maupun desain interior belum sepenuhnya dapat bergabung dalam pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

Padahal, pemerintah tengah gencar-gencarnya membangun infrastruktur fasilitas publik, seperti bandara, pelabuhan maupun rumah vertikal. Maka tidak sepenuhnya disalahkan kalau, kekosongan tersebut diisi oleh tenaga asing. Steve Manahampi, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Jakarta mengatakan bahwa serbuan tenaga asing dalam bidang arsitek bukan terjadi saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai diberlakukan.

“Secara persaingan arsitek, kita udah bersaing lama dengan negara lain,” ujar dia yang dalam konferensi pers Megabuild Indonesia 2016 di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (1/3). MEA yang resmi dimulai diberlakukan pada Januari 2016 justru menjadi tantangan para arsitek dalam negeri. “MEA dibutuhkan, karena selama ini arsitek Indonesia terlena,” ujar dia.

Untuk Jakarta, ia mengamati pertumbuhan biro arsitek tergolong pesat. Arsitek Indonesia rata-rata memilih cara gampang. Begitu lulus kuliah, mereka membuat biro lalu merancang rumah tinggal. “Teman- teman arsitek muda lupa bahwa arsitek tidak hanya tempat tinggal, melainkan ada rumah sakit, hotel, bandara dan lain sebagainya,” ujar pria yang mangambil S1 Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung ini.

Diakui untuk meracang fasilitas umum tidak mudah. Untuk sampai tingkat spesialisasi merancang bangunan public space dibutuhkan waktu yang tidak pendek. Para arsitek perlu magang di biro yang menangani proyek fasilitas umum kurang lebih lima sampai 10 tahun. “Hal tersebut yang tidak dilakukan oleh teman- teman arsitek,” ujar dia.

Sehingga, adanya kekosongan sumberdaya manusia dalam pengerjaan proyek bangunan fasilitas umum. Kekosongan tenaga ahli tersebutlah yang kemudian diisi oleh arsitek dari luar negeri, karena mereka lebih memiliki pengalaman.

Arsitek dari Jepang, Filipina, Singapura maupun negara lain tidak tertarik mengerjakan rumah tingga yang dipandang kurang memiliki tantangan. Di sisi lain, mereka telah terbiasa mengerjakan bangunan-bangunan dengan kompleksitas tinggi, seperti fasilitas umum. Di tambah di negaranya, arsitek telah memiliki spesialisasi masing-masing karena mereka tidak numplek dalam satu bidang.

“Jadi yang terancam adalah, proyek-proyek dengan kompleksitas tinggi, seperti fasilitas umum. Karena, mereka (arsitek asing) telah memiliki pengalaman,” ujar dia.

Hal serupa terjadi dalam bidang desain interior. “Di negara ini (Indonesia), kita kekurangan interior public space. Desainer Interior public space yang ada di dalam negeri tidak kurang dari 20 orang. Di satu sisi menguntungkan, namun kalau perkerjaannya overload akan berbahaya,” ujar Lea Aviliani Aziz, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia.

Sebagian desainer interior dalam negeri lebih memilih mengembangkan karir di luar negeri yang lebih bisa mengakui hasil kerja secara profesional. HDII mencatat hanya 1/3 desain interior saja yang berkarir di dalam negeri. Dari jumlah tersebut, sebagian besar lebih banyak mendesain rumah tinggal. “Kita tidak ingin orang asing mengerjakan proyek public space, apalagi mereka telah memiliki sertifikasi dan bebas ke luar masuk negara lain,” ujar dia.

Untuk itu, dia dan organisasi perlu duduk bersama dengan pemerintah untuk membahas industri desain interior dalam negeri dan mengatur regulasinya. Supaya, proyek-proyek interior dalam negeri bisa ditangani oleh tenaga lokal.

Sementara James Boey, General Manager Reed Panorama, penyelenggara Megabuild Indonesia 2016 mengatakan bahwa sektor konstruksi dalam negeri akan terus berkembang di masa yang akan datang. Megabuild Indonesia 2016 akan diselenggarakan pada 17 sampai 20 Maret 2016 di Jakarta Convention Center. Perhelatan akan menghadirkan pameran bahan bangunan, arsitektur dan konstruksi.

Berita disadur dari sumber.

Foto diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *