Komunitas Kie Lin PGB, Pertahankan Warisan Budaya Leluhur

Ada seekor hewan bernama Kie Lin dalam legenda Tiongkok. Hewan ini memiliki rupa yang unik. Bentuk fisiknya mewakili 18 binatang yang ada di dunia. Disamping itu, hewan ini juga dianggap memiliki kedudukan paling tinggi karena menjadi tunggangan para dewa.

Meski hanya legenda, Kie Lin sangat sangat populer di kalangan masyarakat Tiongkok dan seluruh etnis Tionghoa di berbagai penjuru dunia. Untuk mempertahankan legenda dan menggambarkan wujud Kie Lin kepada anak cucunya, mereka biasanya menampilkan sosok Kie Lin melalui pertunjukan seni barongsai.

Tarian dan musik pengiring Kie Lin pada pertunjukan barongsai memiliki ciri khas tersendiri. Maka itu, tidak banyak orang yang bisa memainkan tarian hewan tunggangan para dewa tersebut. Bahkan di Indonesia, hanya ada satu komunitas yang mampu memainkan tarian Kie Lin. Mereka adalah Komunitas Kie Lin PGB.

“Komunitas Kie Lin ini merupakan bagian dari perguruan silat Persatuan Gerak Badan atau PGB Bangau Putih. Sebab, Kie Lin dan kemahiran silat merupakan satu kesatuan yang utuh. Silat menjadi syarat utama seseorang bisa melakukan permainan Kie Lin,” ungkap Peter Evert, Ketua Komunitas Kie Lin PGB.

Komunitas Kie Lin PGB lahir pada tahun 1950. Bisa dibilang, mereka adalah tokoh tunggal dibalik eksistensi Kie Lin di Indoneisa. Sebab sampai saat ini, tidak ada komunitas serupa di seluruh Nusantara. Bahkan berkat kerja kerasnya, mereka sukses mempertahankan budaya warisan etnis Tionghoa di Indonesia.  “Komunitas Kie Lin lahir di Bogor.  Makanya kami selalu jadi tuan rumah pada setiap acara perayaan kirab Cap Go Meh di kota ini,” lanjut Peter.

Saat ini, Komunitas Kie Lin PGB memiliki 50 anggota aktif. Mereka merupakan angkatan atau generasi ketiga yang berkomitmen untuk mempertahankan warisan budaya Tionghoa tersebut. Para anggota biasanya berkumpul dan melakukan latihan di training center PGB Pusat yang berlokasi di Gang Angbun, Lebak Pasar, Kota Bogor.

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *