IAI: Arsitek Indonesia Kreatif, Tapi Bahasa Inggrisnya Lemah…

Para arsitek asal Indonesia mesti banyak berbenah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ada beberapa kekurangan yang dimiliki baik oleh arsitek maupun calon arsitek Indonesia.

“Komunikasi verbal dalam bahasa Inggris arsitek kita masih lemah apalagi jika harus meyakinkan klien bule. Arsitek kita juga cenderung pemalu,” kata arsitek sekaligus Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Perwakilan Singapura, Achmad Nanang Maulana, di Indonesia Exhibition Convention (ICE) BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (25/5/2016).

Menurut Nanang, kemampuan bahasa Inggris sangatlah penting terlebih jika mereka mau bekerja di luar negeri.

Komunikasi verbal dalam bahasa Inggris akan menuntun para arsitek tersebut mampu mempresentasikan karya arsitekturnya dengan baik.

Nanang yang kini bekerja di DP Architects Pte Ltd Singapura juga memberikan gambaran tentang kerjanya di Singapura. Nanang menilai,sejatinya arsitek Indonesia sangat diterima bekerja di Negeri Singa tersebut.

“Dari segi pasar, mereka cukup menerima arsitek Indonesia untuk bekerja di Singapura karena kemampuan kita dari segi kreativitas dan desain grafis di atas rata-rata,” ungkap dia.

Oleh sebab itu, Nanang menekankan, calon arsitek Indonesia harus lebih percaya diri dalam hal berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

Saran lainnya juga datang dari arsitek dan urban designer yang merupakan alumni Diaspora Belanda, Sigit Kusumawijaya.

Menurutnya, para calon arsitek Indonesia mesti memetakan potensi diri sendiri dan pesaingnya sebelum melangkah lebih jauh lagi.

“Carilah kelebihan dan kekurangannya, jika ada kelebihan ya maksimalkan tapi jika ada kekurangan segera perbaiki. Lihat juga potensi kompetitor di negara-negara ASEAN dan global lainnya. Kita ini secara kreativitas lebih unggul, jadi manfaatkan sebaik-baiknya,” tandasnya dalam kesempatan yang sama.

 

Sumber: Kompas.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *