The Rojomolo Kustom Kulture: Harus Tampil Beda!

Profil komunitas di Solo hari ini, Minggu (22/2/2015) adalah The Rojomolo Kustom Kulture, yang hobi membawa motor custom.

Melintasi depan bangunan bekas kios ikan hias di depan Pasar Gede Solo, malam itu pandangan mata langsung tertarik dengan segerombol orang dengan deretan sepeda motor yang bentuknya tidak biasa atau berbeda dengan sepeda motor pada umumnya.

Sepeda motor yang mereka naiki dan dipajang setiap kopi darat (kopdar) rutin adalah sepeda motorcustom, bukan sekadar modifikasi biasa.

Para pengendara sepeda motor custom tersebut adalah anggota The Rojomolo Kustom Kulture, sebuah komunitas yang mewadahi para antusias motor customized atau yang hobi me-custom motor.

Karenanya, ada sejumlah aliran yang diterapkan di sepeda motor milik anggota komunitas tersebut.

Menurut Emon Josh, anggota The Rojomolo Kustom Kulture aliran yang biasa dipakai penyuka motorcustom di Soloraya, adalah Street Tracker, Flat Tracker, Café Racer, Cooper, Bobber, dan Brat Style.

“Kami memang berbeda, karena ingin suasana baru maka kami ganti konsep dengan mengendarai motorcustom,” tutur Emon kepada Solopos, saat kopi darat (kopdar) Rabu (11/2/2015) malam. Namun ditambahkan dia, biasanya anggota punya motor lain untuk keseharian.

Menurut Endru Hardi anggota komunitas lainnya, saat kopdar sebenarnya tidak hanya sebatas nongkrong namun juga sharing bisnis. Karena kebetulan antusias di komunitas tersebut memang ada yang punya usaha namun ada juga yang karyawan swasta.

“Kami juga sering diskusi tentang mode custom dengan inspirasi dari Inggris dan Amerika. Termasuk juga ketika ada kendala di mesin sepeda motor,” tutur Endru.

Rasa Persaudaraan

Bagi Kentes, salah satu penggagas terbentuknya The Rojomolo Kustom Kulture, rasa persaudaraan di komunitas tersebut cukup kuat. Terutama ketika ada salah satu antusias motor custom yang ada masalah di perjalanan.

“Kami pasti langsung menyambangi, kebetulan seperti Emon Josh punya bengkel sepeda motor customjadi bisa ikut membantu,” tutur Kentes.

Hal itu juga diakui Jodi, mahasiswa UNS yang gabung di komunitas The Rojomolo Kustom Kulture. Rasa persaudaraan di komunitas tersebut sangat kuat, kendati saat ngobrol, sering kali muncul candaan yang bernada mengejek.

“Namun itu bentuk keakraban kita,” ujar Jodi.

Tidak hanya itu, menurut Boni, antusias The Rojomolo Kustom Kulture, di komunitas tersebut juga bisa curhat. Ketika ada masalah di tempat kerja atau masalah dengan pacar, mereka tak segan-segan untuk berbagi masalah.

“Kendati dengan nada guyon, namun tetap saja kami mencoba mencarikan solusinya,” tutur Boni, yang juga karyawan di bengkel modifikasi mobil.

Sumber: Solo POS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *