Tagok Community; Potret Komunitas Anak Muda Peduli Sesama

Berawal dari kekecewaan atas ketimpangan sosial di masyarakat, akhirnya membangkitkan semangat untuk membangun komunitas yang mengutamakan aksi untuk pemberdayaan umat.

“Itulah awalnya yang menjadi motivasi berdirinya Tagok Community, komunitas tanpa identitas beranggotakan 11 orang itu,” ungkap Wellyandi kepada KBK di Bukittingi, Ahad (18/10/2015).

Wellyandi mengungkapkan, “Kita lakukan apa yang kita bisa,” itulah slogan organisasi itu yang kemudian dicetak di punggung seragam kebesaran Tagok Community.

“Kita seringkali berada di suatu kondisi yang memaksa kita melihat ketimpangan sosial di sekitar kita, tetapi, menunggu orang lain untuk memulai aksi. Mungkin kami komunitas yang gila, berdiri tanpa modal dan hanya mengandalkan kekuatan antara kami, bukan uang, bukan barang yang menjadi pendorong untuk saling peduli. Melainkan aksi,” jelasnya.

Semangat dan ketulusan berkerja itu pula, yang membuat Tagok Community ini dipercaya Dompet Dhuafa Singgalang, Padang untuk menjadi panitia dalam Training Relawan Kemanusiaan di Bukittinggi pada Sabtu dan Minggu (17-18/10).

Tagok Community melakukan publikasi menggapai segenap lapisan masyarakat, mempersiapkan tempat, kebutuhan selama Training, dilaksanakan secara maksimal. “Alhamdulillah 200 peserta terjaring mendaftarkan diri bergabung dalam training ini,” ungkap Annisa Aulia.

“Kami mungkin tak bisa mendukung suatu gerakan dengan bantuan berupa uang. Berdasar slogan yang kami pegang teguh, kami akan melakukan yang kami bisa, untuk merangkul masyarakat bahwa aksilah yang lebih memiliki nilai yang mampu mengubah umat,” tambah Wellyandi bercerita ke Nisa.

Sumber: KBK News