Komunitas Kasih Tuhan Gelar Baksos di Lapas Wanita Semarang

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas IIA Bulu Semarang bersama Komunitas Kasih Tuhan menyelenggarakan bakti sosial (baksos) pengobatan gratis untuk para warga binaan Lapas Wanita Bulu Semarang, Sabtu (26/11/2016).

Kalapas Wanita Kelas IIA Semarang, Rosnaida menyampaikan, dari 408 warga binaan yang menghuni di Lapas Wanita, 250 diantaranya mengikuti pengobatan gratis yang rata-rata mengalami penyakit ringan seperti flu, batuk dan gatal. “Namun apabila ada warga binaan yang ingin menyusul mengikuti pemeriksaan bisa langsung mendaftar,” ujarnya.

Pihaknya mengaku bakti sosial ini sangat berguna bagi warga binaan. Meskipun ada anggaran untuk berobat ke rumah sakit, namun tak ada salahnya apabila memanfaatkan kepedulian dari masyarakat tersebut. “Alhamdulillah masih ada masyarakat yang peduli kepada warga binaan di Lapas Wanita ini, mudah-mudahan ada yang lain lagi,” tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, didatangkan sejumlah dokter seperti dokter mata, dokter gigi, dan dokter penyakit umum yang dibantu tenaga medis lainnya yang berjumlah 40 orang.

Menurut Rosnaida, dari 408 warga binaan yang menghuni Lapas Wanita, 70 persen adalah kasus narkoba,  dimana 6 orang diantaranya merupakan WNA dari Thailand, Iran, Filiphina, Inggris dan China, pindahan dari Pondok Bambu.

Sementara Ketua Komunitas Kasih Tuhan, Vicentius Amin Sutanto menyatakan, kegiatan ini merupakan program dari Komunitas Kasih Tuhan guna memberikan pelayanan untuk masyarakat khususnya yang berada di Lapas. “Selain pengobatan gratis, kita juga memberikan penyuluhan tentang bahaya narkotika, dan HIV/AIDS,” kata dia.

Meskipun berpusat di Jakarta, namun pihaknya bisa memberikan pelayanan masyarakat di mana-mana. Karena sesuai tujuannya yaitu melayani masyarakat yang membutuhkan. Sehingga pihaknya juga sering menyambangi rumah yatim piatu.

Selama ini pihaknya mengaku banyak menjumpai masyarakat di lapangan yang mengalami sakit kulit, flu, dan batuk yang merupakan penyakit umum. Namun bukan berarti tidak pernah menjumpai penyakit HIV/AIDS di lapangan, yang perlu penanganan tersendiri. “Ada, tentunya membutuhkan penanganan sendiri,” tandasnya.

Sumber: BERITA EKSPRES

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *