Multiple Sclerosis atau Multipel Sklerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang secara spesifik menyerang Myelin.
Myelin adalah materi yang melindungi saraf, berfungsi untuk memudahkan pengiriman ‘pesan’ dari otak ke seluruh tubuh, atau sebaliknya. Myelin dapat diibaratkan seperti pelindung/selubung kabel listrik. Jika pelindung/selubung kabel listrik rusak atau baret, maka hantaran listrik dari pusat listrik ke barang-barang elektronik yang tersambung oleh kabel tersebut pun menjadi terganggu, bahkan bisa saja terjadi arus pendek yang menyebabkan barang elektroniknya menjadi rusak.
Myelin dapat diibaratkan seperti pelindung/selubung kabel listrik. Jika pelindung/selubung kabel listrik rusak atau baret, maka hantaran listrik dari pusat listrik ke barang-barang elektronik yang tersambung oleh kabel tersebut pun menjadi terganggu, bahkan bisa saja terjadi arus pendek yang menyebabkan barang elektroniknya menjadi rusak.
Jika dilakukan pemeriksaan MRI, lokasi terjadinya kerusakan myelin (disebut plak atau lesi) akan tampak seperti area (parut/luka) berwarna putih (disebut white matter). Parut-parut/luka-luka ini biasanya terjadi di otak dan/atau tulang belakang.
Seperti halnya penyakit autoimun lainnya, penyebab atau trigger penyakit MS belum dapat diketahui secara pasti.
Waktu onset MS berkisar antara 22-39 tahun, tetapi jangkauan serangan sebenarnya sangat luas hingga mencapai kira-kira usia 10-59 tahun. Dan berdasarkan gender, wanita lebih rentan terkena MS dibandingkan dengan pria dengan perbandingan sebesar 3:2.
Gejala MS
Multipel Sklerosis memiliki kondisi atau tampilan klinis yang sangat beragam, dan gejala-gejalanya pun bergantung pada area sistem saraf pusat yang terserang.
Tidak ada pola khusus pada MS, dan setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya sendiri-sendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi, dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama.
Tidak ada MS yang tipikal. Kebanyakan penderita MS akan mengalami lebih dari satu gejala, tetapi meskipun ada gejala-gejala umum yang diderita banyak orang, tidak ada seorang pun yang memiliki semua gejala tersebut sekaligus. Dengan kata lain, setiap penyandang MS dapat mengalami kombinasi gejala yang berbeda-beda.
Gejala-gejala tersebut adalah :
1. Gangguan Penglihatan
2. Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi
3. Kekakuan (spasticity)
4. Gangguan indra perasa
5. Gangguan kemampuan berbicara
6. Keletihan berlebihan (fatigue)
7. Gangguan kandung kemih dan usus
8. Sensitivitas terhadap panas
9. Gangguan kognitif dan emosi
10. Gangguan seksual
Penelitian terbaru di Amerika menyatakan bahwa MS tidak berkaitan dengan kemampuan hamilnya seorang wanita. Dengan kata lain, MS tidak mempunyai pengaruh yang jelas terhadap bisa atau tidak bisanya seorang wanita mengalami kehamilan. Bahkan menurut penelitian tersebut, kehamilan terbukti sebagai sesuatu yang baik bagi penyandang MS, karena pada saat hamil, penyandang MS biasanya justru kondisinya akan menjadi jauh lebih sehat, dan tidak mengalami relapse atau kekambuhan.
Jadi, jika ada pertanyaan apakah wanita penyandang MS bisa dan boleh hamil, maka jawabannya adalah bisa dan dan boleh!
Jenis-Jenis MS
Sifat penyakit MS tidak terduga. Bagi sebagian orang, penyakit ini hanya sedikit mengganggu, sedangkan sebagian yang lain mengalami perburukan yang cepat hingga membuatnya sama sekali tidak berdaya, dan sebagian yang lain berada di antara dua kondisi ekstrem tersebut.
Walaupun setiap individu mengalami kombinasi kondisi gejala MS yang berbeda, tetapi kita dapat mengklasifikasikan MS menjadi beberapa tipe/jenis:
1. Relapsing-Remitting MS (MS Hilang-Timbul/Kambuhan)
Pada MS jenis ini, terjadi beberapa kali kekambuhan (serangan) yang tidak terduga. Serangan ini berlangsung dalam waktu yang bervariasi (dalam hitungan hari atau bulan) dan dapat pulih secara parsial atau total. Jenis ini dapat bersifat ‘tidak aktif’ selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Frekuensi – kurang lebih 25%
2. Benign MS (MS Jinak)
Setelah satu atau dua kali serangan dan kemudian pulih total, MS jenis ini tidak mengalami perburukan dan tidak timbul kecacatan permanen. MS jinak hanya dapat diidentifikasi ketika adanya ringan yang timbul pada masa 10 – 15 tahun setelah serangan dan pada awalnya dapat dikategorikan sebagai MS hilang-timbul. MS jinak cenderung berhubungan dengan gejala-gejala yang tidak parah ketika terjadinya serangan (contohnya pada sistem sensorik).
Frekuensi – kurang lebih 20%
3. Secondary Progressive MS (MS Progresif Sekunder)
Bagi beberapa orang yang pada awalnya mengalami MS hilang – timbul, dalam perjalanan penyakitnya ada bentuk perkembangan lebih lanjut yang mengarah pada ketidakmampuan yang bersifat progresif, dan seringkali disertai kekambuhan terus menerus.
Frekuensi – kurang lebih 40%
4. Primary Progressive MS (MS Progresif Primer)
MS jenis ini ditandai dengan tidak adanya serangan yang parah, tetapi ada serangan-serangan kecil dengan gejala-gejala yang terus memburuk secara nyata. Terjadi satu akumulasi perburukan dan ketidakmampuan yang dapat membawa penderita pada tingkat/titik yang semakin rendah atau terus berlanjut hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Frekuensi – kurang lebih 15%
Apa yang harus dilakukan bila terdiagnosis MS?
Menerima kenyataan bahwa Anda menderita MS. Menerima kenyataan adalah satu poin penting untuk memudahkan tindakan-tindakan selanjutnya, terutama dalam hal pengelolaan penyakit.
Sumber: Apa Itu Autoimun