Kompak (Komunitas Parkour Kudus) Spirit; Pertama di Kota Kudus

Sejak beberapa tahun terakhir, parkour mulai menjadi tren di berbagai negara termasuk Indonesia. Muncul kelompok-kelompok parkour, yang menggeluti seni bela diri dari Perancis tersebut. Tak terkecuali di Kudus.

Di kota ini, sejumlah pemuda yang mempunyai kegemaran olahraga yang identik dengan melompat itu, mendirikan sebuah wadah bernama Kompak (Komunitas Parkour Kudus) Spirit.

Menurut sejarahnya, parkour mempunyai arti bergerak atau berpindah dari point A ke point B, secepat dan seefesien mungkin. Katon Ugro Wicaksono, sang ketua komunitas ini menyebut, parkour kali pertama dikenalkan David Belle dan Sebastian Faucan.

”Awalnya hanya dikenal di Perancis, tetapi akhirnya dikenal di wilayah daratan Eropa lalu dikenal dunia, termasuk Indonesia. Olahraga ini masuk ke Indonesia tahun 2007, dan di Kudus sendiri baru Kompak Spirit yang menaungi para peminat olahraga parkour,” katanya.

Komunitas ini berdiri pada bulan 13 Mei 2009. Katon Ugro Wicaksono atau yang akrab disapa Katon, bertindak sebagai ketua dan Syaifudin sebagai wakil ketua.

”Tujuan utama dari komunitas ini, yaitu menggalakan kesehatan sekaligus memperkenalkan olahraga ini kepada masyarakat. Khususnya masyarakat Kudus yang belum mengetahui adanya komunitas ini. Komunitas yang beranggotakan anak-anak muda Kudus dari berbagai elemen ini, juga membuka kesempatan untuk sharing antaranggota atau calon anggota baru tentang parkour,” ujarnya.

Ia menambahkanm olahraga ini mengutamakan keindahan bergerak dan keseimbangan pemainnya. Katon mencontohkan berbagai macam gerakan parkour kepada Koran Muria saat ditemui di Gor Wergu, yang menjadi basecamp komunitas ini.

Sebelum melakukan gaya parkour, Katon mengenalkan pentingnya pemanasan. Saat itu ia melakukan pemanasan dengan gaya menuruni anak tangga menggunakan kedua tangan dan kedua kaki dalam posisi merangkak.

Gerakan ini disebut cat balance, yang digunakan untuk memberikan keseimbangan pemain, agar siap melakukan gerakan selanjutnya.

Rizqi, mahasiswa Unnes, yang juga salah satu anggota komunitas itu, juga menambahkan, terdapat banyak gerakan dalam olahraga ini. Seperti landing, balance, cat balance, rolling, dan sebagainya.

”Berawal dari membaca sejarahnya, kemudian melihat film yang menyertakan olahraga parkour di dalamnya, juga tutorial dari Youtube, akhirnya kami bisa mengembangkan olahraga ini,” terangnya.

Pemuda 20 tahun ini juga menjelaskan, walaupun gerakan dalam parkour sangat ekstrim, tetapi jika dilakukan dengan keseimbangan serta fokus terhadap gerakan itu, akan tercipta gerak yang indah.

Sumber: Muria News

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *