Semarang Fiat Club; Wadah Bagi Para Penggemar Mobil Mungil Pabrikan Italia

Peribahasa kecil-kecil cabe rawit pantas disematkan pada mobil pabrikan Italia, Fiat. Mobil yang sempat merajai jalanan di ibukota pada era 1960-an ini dikenal sebagai mobil mungil namun memiliki mesin bandel dan irit di kelasnya.

Ini pula yang dibuktikan Eko Wahyudi. Bahkan, meski mobil yang dikendarai tergolong tua, dia merasakan mobil tersebut tetap tangguh di jalan.

Ia membuktikan ketika melakukan perjalanan dari Semarang menuju Pulau Dewata, Bali, untuk mengikuti Jambore Fiat Nasional. Saat itu, dia mengendarai Fiat keluaran tahun 1953. Mesin tak mengalami masalah sejak gas dipacu. Saat itu, Eko mengajak serta keluarga.

Pun begitu ketika dia melakukan perjalanan melawat ke Lumajang dan Pangandaran, yang dianggapnya sebagai perjalanan terjauh yang ditempuh bersama Fiat tuanya. Selama perjalanan, hampir tak ada kendala berarti.

“Waktu perjalanan ke Bali, mobil tak pernah mogok. Kalau ada kendala, paling cuma ban pecah. Begitu pula saat ikut touring ke Lumajang dan Pangandaran, mesin begitu tangguh. Tak kalah lah dari mobil baru,” kelakarnya.

Tangguh di jalanan inilah yang membuat Eko jatuh hati pada Fiat. Tak heran jika dia turut membidani lahirnya komunitas penggemar mobil Fiat di Semarang, Semarang Fiat Club atau Sefic. Eko menganggap, Sefic merupakan wadah melestarikan mobil yang legendaris tersebut.

Eko mengatakan, tak seperti komunitas pada umumnya, merekrut anggota komunitas Sefic layaknya berburu. Jika di jalan dia melihat pengendara Fiat, dia akan mengejar dan memepet untuk menghentikan. Dia pun akan mengajak sang pengendara bergabung di komunitas.

“Bisa dibilang, ini cara radikal. Tapi, cara jemput bola ini ampuh dan makin ke sini, makin banyak peminatnya,” ungkapnya.

Yang tak kalah menarik, lanjut Eko, anggota Sefic didominasi anak muda. Padahal, mobil tersebut termasuk generasi tua. Satu di antaranya, Ghani, yang bergabung setelah “dipepet” saat berkendara.

“Awalnya kaget, dipepet orang tak dikenal. Tapi, setelah dijelaskan tentang komunitas, saya tertarik bergabung dan senang. Tidak cuma bertemu sesama penggemar Fiat tetapi juga punya keluarga baru yang bikin kerasan,” kata Ghani.

Hal serupa juga dirasakan Janu. Tak heran, pria yang gemar mengoleksi mobil-mobil tua ini menyebut, Sefic awet.

“Di komunitas ini, semua anggota membaur, baik yang tua maupun yang muda. Suasana yang dibangun juga sangat santai sehingga yang baru gabung pun merasa nyaman ngobrol bareng tentang mobil dan seneng-seneng,” tambahnya.

Yustiana pun merasakan demikian. Perempuan yang dianggap sebagai dokternya anggota Sefic ini merasa sangat diterima. Padahal, dia tak memiliki mobil Fiat. Yustiana memang selalu ikut saat touring dan menjadi jujugan anggota komunitas untuk berobat.

“Teman-teman di sini seru-seru. Saya tidak punya mobil Fiat dan bergabung karena iseng ikut teman. Tapi, lama kelamaan akrab. Bahkan, saya sering diajakin touring dan biasanya jadi dokter anggota kalau ada yang sakit,” ujar perempuan yang memang berprofesi sebagai dokter umum ini.

Sumber: Tribun Jateng

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *