Puluhan orang yang tergabung dalam Komunitas Lintas Agama (KLA) Ketapang menggelar bakti sosial (baksos) ke Makam Tanjungpura, Kamis (11/5). Bakti sosial kali ini diikuti oleh berbagai komunitas dan organisasi, termasuk juga TNI dan Polri.
Sekitar pukul 08.30 WIB, puluhan peserta baksos berangkat menuju lokasi. Perjalanan menuju Makam Tanjungpura ditempuh melalui jalur darat. Meski diiringi hujan, namun peserta baksos tetap semangat. Di beberapa titik, peserta dihadang oleh jalan yang rusak dan banjir. Bahkan, kendaraan yang dipakai juga harus mogok karena banjir.
Komunitas yang tergabung dalam baksos kali ini di antaranya Forum Antar Umat Solidaritas Kemanusiaan dan Lingkungan (FAUSAN) Ketapang, Persatuan Gereja-Gereja Ketapang (PGKK), Persatuan Gereja Kristen Indonesia (PGKI), serta dari pihak gereja Protestan Bagian Barat (GPIB). Kemudian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ketapang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ketapang, serta puluhan pelajar dari SMA Santo Yohanes ikut tergabung dalam kegiatan kali ini.
Sesampainya di lokasi, rombongan disambut hangat oleh warga sekitar Makam Tanjungpura, termasuk juga Kepala Desa Tanjungpura, tokoh masyarakat Tanjungpura, hingga tokoh agama. Selain ziarah, dilaksanakan juga dilaksanakan dialog dengan materi tentang wawasan kebangsaan, kecintaan akan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI.
Salah satu tokoh masyarakat, Mad Amin (62), mengungkapkan jika kesempatan seperti itulah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tanjungpura. “Mengenalkan kepada generasi muda akan sejarah bangsa dan budaya adalah langkah konkret. Ini adalah alat perekat kembali persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa yang belakangan ini mulai ternodai oleh oknum-oknum yang tidak menginginkan Ketapang ini damai,” katanya.
Menurutnya, isu yang hanya akan memecah belah persatuan dan keutuhan bangsa, patut ditangkal sejak dini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak-bapak serta Adik-adik sekalian utas kunjungannya ke desa kami. Pada intinya, kami sangat menyambut baik kegiatan semacam ini. Inilah yang kami tunggu-tunggu,” jelasnya.
Ia pun mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak terpancing dengan isu yang hanya akan memecah belah. Khususnya kepada anak muda, diharapkan dia, tidak mudah terprovokasi dengan apa yang sedang terjadi saat ini. “Mari kita berikan contoh-contoh yang baik kepada masyarakat bahwa sebenarnya kita ini bersaudara,” ujarnya.
Kasat Binmas Polres Ketapang, AKP Sutrisno, mengatakan, pentingnya kerukunan antarumat beragama dan toleransi adalah tanggungjawab semua. “Tuhan memang sengaja menciptakan berbeda-beda, dari jenis kelamin, suku bangsa, dan warna kulit. Namun tujuan dari penciptaan itu menurut Tuhan adalah supaya kita saling mengenal. Dengan kenal, maka akan timbul benih cinta sehigga dengan cinta kita dapat bertoleransi. Bekerja sama dan saling tolong menolong satu sama lain,” katanya.
Sutrisno juga menyisipkan pesan agar anak-anak muda menghindari penggunaan atau penyalahgunaan narkoba. Menurut Sutrisno, narkoba dapat merusak moral bangsa. Sebab, ditegaskan Sutrisno, para pemuda adalah harapan bangsa ini. “Mau jadi apa bangsa ini jika pemuda-pemudanya menjadi pencandu narkoba,” paparnya.
Salah satu peserta, Niko mengatakan, perbedaan ini keniscayaan, mustahil menghilangkan perbedaan. Namun, menurutnya, bahwa perbedaan ini harusnya tidak menjadi penghalang untuk bersama, sebab kebersamaan itu indah. “Tidak ada kebaikan dalam perang selain kesengsaraan,” tegasnya.
Sebelum melakukan bersih-bersih di makam, peserta baksos juga mendapatkan pengenalan sejarah Tanjungpura. Kerajaan Tanjungpura tercatat jelas dalam sumpah Gajah Mada pada tahun 1258 Saka (1336 Masehi) yang berbunyi: Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.
Sumber: Pontianak Post