Komunitas Cloth for Public (CFP) Berbagi Seragam di MI Mangunharjo Semarang

Kendati sempat vakum setahun, gerakan berbagi seragam oleh Komunitas Cloth for Public (CFP) tak melupakan misinya untuk hadir di tengah-tengah mereka yang membutuhkan.

Kembalinya CFP ditandai dengan acara berbagi seragam yang terselenggara pada Sabtu, 3 dan 17 Juni 2017. Ini adalah tahun keempat komunitas tersebut menyelenggarakan acara serupa. Sejak tahun lalu, targetnya tidak cuma anak-anak binaan komunitas sosial tapi juga merambah ke anak-anak sekolah dasar. Tahun lalu, misalnya, CFP menunjuk SD Bina Kuncup Harapan dan Rumah Pintar Bangjo Semarang sebagai tempat berbagi. Adapun tahun ini, mereka menyambangi MI Mangunharjo Semarang pada 3 Juni dan Komunitas Sahabat Tenggang pada 17 Juni. Sesuai tradisi, seragam tidak diberikan secara cuma-cuma tapi harus “ditukar” dengan pertunjukan bakat dan kreativitas anak-anak.

Aturan mainnya, anak-anak terlebih dulu unjuk gigi, barulah dilakukan pembagian seragam dan peralatan tulis. Koordinator CFP, Oky Harpanto, mengaku senang melihat antusiasme murid-murid MI Mangunharjo. “Di tengah keterbatasan fasilitas sekolah, mereka bisa menyuguhkan beberapa penampilan. Seperti drum band dan permainan rebana,” jelasnya.

MI Mangunharjo terletak di Kecamatan Tembalang, Semarang. Kondisi sekolah yang memprihatinkan menjadi alasan CFP memilih lokasi tersebut. Betapa tidak, sekolah yang menampung total 160 siswa itu belum dilengkapi fasilitas memadai. Memang, ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah, namun pencairan dana tersebut berlangsung per tiga bulan. Sementara itu, iuran SPPtiap siswa hanya Rp 10 ribu per bulan. Praktis pihak sekolah kesulitan menyediakan fasilitas. “Ratarata orang tua siswa MI Mangunharjo adalah petani dan buruh bangunan. Kami memperkirakan tidak semua orang tua Oleh Sofie Dwi Rifayani Kendati sempat vakum setahun, gerakan berbagi seragam oleh Komunitas Cloth for Public (CFP) tak melupakan misinya untuk hadir di tengah-tengah mereka yang membutuhkan. bisa membekali seragam yang layak.

Berbekal itu kami hadir untuk meringankan beban mereka,” papar Oky. Hari itu CFPtak hanya membagi seragam dan menagih penampilan murid-murid MI Mangunharjo, tapi juga memberi hadiah berupa penampilan dongeng dari Kempo Anthaka.

Berbagi di Komunitas

Selang dua pekan, CFP berbagi seragam ke Komunitas Sahabat Tenggang. Sesi berbagi di sana berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, tidak hanya anakanak yang unjuk gigi melainkan pihak CFP pun ikut memberikan penampilan. Adalah Nabila Fauziah Gardita, mahasiswa Universitas Diponegoro, yang mendongeng di hadapan 40-an anak binaan Komunitas Sahabat Tenggang. Pengumpulan dana dari donatur dan kegiatan dana usaha membuat CFPbisa membagikan masing-masing 25 seragam untuk MI Mangunharjo dan Komunitas Sahabat Tenggang. Selain seragam, komunitas ini juga membagi peralatan tulis sejumlah anak-anak di tiap-tiap tempat. Dan, seiring dengan momen Ramadan, acara berbagi seragam di Komunitas Sahabat Tenggang diiringi buka puasa bersama. Tercetus sejak Oktober 2013, CFPpunya dua agenda besar.

Yakni berbagi pakaian per dua bulan sekali dan berbagi seragam sesaat sebelum tahun ajaran baru. Sayang, setahun belakangan CFPabsen berbagi pakaian lantaran kekurangan sukarelawan. Kebanyakan para penggerak tidak lagi berada di Semarang sehingga CFPmandek. Yang tersisa hanya dua dedengkotnya, yakni Oky Harpanto dan Amarona Akdasenda. Mereka inilah yang kemudian mencari sukarelawan sejak dua bulan sebelum hari berbagi.

Dari pencarian di beberapa komunitas sosial, sepuluh sukarelawan akhirnya bergabung. Meski semula kegiatan itu difokuskan untuk acara berbagi seragam, Oky berharap mereka tak hanya berkontribusi saat itu saja melainkan bisa menghidupkan dan melanjutkan aksi berbagi CFP.

Sumber: SUARA MERDEKA