Sejumlah Komunitas Kudus Gelar Buka Bersama Anak-Anak Yatim dan Duafa

Sejumlah perempuan terlihat menyiapkan makanan dan minuman di halaman Balai Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kudus. Mereka sedang melaksanakan Kegiatan Buka Bersama (Kurma) Ramadan. Sedangkan di dalam aula tampak puluhan anak-anak sedang melipat kertas untuk kerajinan dengan didampingi perwakilan panitia. Kegiatan tersebut terdapat delapan komunitas yang terlibat, ada sekitar 150 anggota.

Satu diantara panitia kegiatan yang terlibat dalam kegiatan yakni Tanti Lestari (22). Selaku ketua panitia, dia mengaku sempat kebingungan saat menentukan lokasi pelaksanaan. Setelah melakukan survei tiga lokasi, akhirnya dia dan teman-teman menyepakati untuk melaksanakan di Desa Golantepus.

“Dalam menentukan lokasi pelaksanaan kami memang menentukan sejumlah kreteria, di antaranya, yang ada banyak anak yatim dan kaum duafa. Jadi kami memilih yang paling membutuhkan. Kami sudah mensurvei tiga Desa, dan setelah kami pertimbangkan akhirnya memutuskan di Desa Golantepus ini,” terangnya.

Tanti, begitu dia akrab disapa, menjelaskan, selain buka bersama, mereka juga memberika santunan bagi anak yatim. Mereka mengumpulkan dana sejak bulan April 2017, dan terkumpul kurang lebih Rp 21 juta. Mereka membagikan santunan kepada 70 anak. Selain berupa santunan materi, mereka juga membagikan souvenir dan tas beserta peralatan sekolah.

”Saat awal kami juga sempat kesulitan mencari dana, karena donatur mulai berdatangan ketika acara kurang dua pekan. Jadi kami sangat bersyukur bisa terkumpul melebihi tahun kemarin yang mendapat Rp 20 juta,” jelas anggota komunitas Kudus Mengajar itu.

Dia juga merinci delapan komunitas yang terlibat dalam kegiatan tersebut, di antaranya Kudus Bergerak, Omah Aksi, Kresek, Komunitas Traveler Kudus, Paguyuban Tuli Kudus, Kudus Mengajar, Yuk Main dan Bank Sampah Sekar Melati. Mereka juga melibatkan perangkat desa setempat untuk pelaksanaan kegiatan.

“Kami memang dari gabungan banyak komunitas. Ini sedang membuat craft (kerajinan kertas), untuk anak-anak membuat lentera dan orang tuanya membuat bros mawar dari bahan kain. Setelah membuat craft ada kegiatan mendongeng, yang mengisi dari Omah Dongen Marwah. Pelaksanaan juga kami melibatkan perangkat desa, jadi semua berjalan dengan lancer,” paparnya.

Sodikun (46), kepala Desa Golantepus, mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia berharap agar lebih ditingkatkan lagi dalam membantu masyarakat. Dia juga berharap kegiatan tersebut tidak berhenti dalam satu hari, tetapi bisa berkelanjutan.

“Jadi harapan saya kegiatan ini bisa berlanjut, tidak hanya selesai pada hari ini. Bisa dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan kreativitas, memproduksi sesuatu, agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur pria yang sudah di karuniai tiga anak itu.

Sumber: Seputar Kudus

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *