Komunitas Kalong; Belajar Bersama Memainkan Drone

Drone menjadi pesawat tanpa awak yang marak terlihat mengangkasa belakangan ini. Komunitas Aerial Drone And Racing (Kalong) berbagi pengetahuan memainkan drone, termasuk etika menerbangkan pesawat tanpa awak tersebut.‎

Keberadaan drone kian ‎masif. Tampilan drone mengudara dengan lincahnya di angkasa menjadi pemandangan yang menghibur bagi sebagian masyarakat. Drone juga kian marak didemonstrasikan secara live di tengah kerumunan massa.

Untuk tampilan visual, drone menjadi piranti yang lincah dan cerdas untuk mengambil gambar-gambar yang sulit dijangkau, seperti tebing tinggi. Ya, itulah drone, keberadaannya makin memasyarakat.

Komunitas Kalong yang digawangi Dauna Riyanto (ketua umum), 58, mengupas drone bersama pengurus lainnya, ada Sugih Jaya (sekretaris jendral), 54, Jhonny Monika (bendahara), 41, serta M Yanuar Hadi (tim IT), 36.

Sembari menikmati makan siang di food court di salah satu pusat perbelanjaan, mata dan tangan mereka sesekali menggambarkan drone ketika melalang buana, seperti angkasa di balik gedung.‎

Drone bisa bebas menjadi milik pribadi. Namun untuk penggunaannya, drone tidak bisa sembarangan. Seperti jika drone digunakan di kerumuman massa saat aksi demonstrasi. Tidak sembarang orang bisa mengoperasikan drone di tempat tersebut.

“Perlu izin khusus dan keterampilan khusus,” ujar Dauna Rianto, ketua umum Kalong yang ditemui bersama sejumlah anggota di bilangan Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (10/12).  Selain sebagai daerah rawan, jika drone sampai jatuh dan baling-balingnya mengenai mata bisa menyebabkan kebutaan.

Karena itu, mengeoperasikan drone tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Kemampuannya mengambil gambar dan teknologi di dalam perangkatnya menyebabkan ada daerah tertentu yang dilarang ada penerbangan drone di atasnya, seperti instansi pemerintah, bandara, istana negara maupun daerah militer. ‎

Jika drone dioperasikan di daerah bandara, niscaya drone tersebut tidak bisa terbang. Ini disebabkan wilayah tersebut berada dicakupan data satelit yang tidak boleh terbang tanpa izin. “Jaraknya 5 kilometer dari towerbandara,” ujar Dauna yang memiliki beberapa drone.

Selain itu, meskipun drone bisa menembus awan, drone tidak dapat diterbangkan sesuka hati. M Yanuar Hadi mengatakan ketinggian drone antara 120 sampai 150 meter. “Karena selebihnya merupakan wilayah penerbangan komersial,” ujar dia. Jika tanpa kendali, drone dapat menabrak pesawat komersial yang dapat menyebabkan kecelakaan.

Praktisnya, saat ini Kalong telah menjadi wadah bagi para pecinta drone. Komunitas ini mewadahi para pencinta yang menyukai drone. Dalam komunitas, para anggota akan berbagi pengetahuan maupun bersama-sama memecahkan persoalan, seperti cara mengatasi kasus drone menabrak gunung maupun gedung tinggi.

Komunitas yang telah terbentuk pada 2015 dan baru dikukuhkan pada 2016 ini. Anggotanya akan bersama-sama berlajar mengoperasikan drone. Karena tidak mudah untuk mengoperasikan pesawat tanpa awak ini. Selain mengoperasikan, para anggota akan belajar mengambil gambar bahkan mempelajari ketersediaan baterai. “Kalau tanya langsung sesama anggota beda dengan belajar di internet,” ujar Yanuar.

Menerbangkan drone menjadi salah satu agenda dalam setiap ajang kopi darat. Namun, tidak semua anggota yang hadir dapat menerbangkan drone secara bersamaan. Hal tersebut untuk menjaga agar drone tidak bertabrakan satu  sama lain dan masih dalam pengawasan.

“Kalau seperti di Parkir Timur Senayan, paling hanya bisa lima drone yang bisa diterbangkan,” ujar Jhony Monika. Meski tidak menerbangkan drone, kumpul-kumpul menjadi ajang yang menyenangkan untuk anggota komunitas yang lebih didominasi laki-laki ini.

Di ajang kumpul ini, anggota komunitas dapat saling bertukar informasi pekerjaan, terutama proyek-proyek fotografi atau videografer. Penggemar drone umumnya memiliki kecintaan dalam dunia fotografi. Bahkan, beberapa anggota berlatar belakang pekerja dari beberapa stasiun televisi.  ‎

Bermodal senilai dua juta rupiah, para penggemar drone dapat memuaskan hobinya. Jika ingin menggunakan perangkat yang lebih profesional, mereka perlu merogoh kocek paling tidak sampai 10 juta rupiah.  din/E-6 ‎

Memainkan drone tidak sekadar bangga mampu menerbangkan pesawat tanpa awak ke udara. Keterampilan mengendalikan menjadi modal agar permainan tidak menabrak objek bahan manusia.

Operator kerap terhanyut suasana ketika mereka merasa berhasil menerbangkan pesawat tanpa awak tersebut. Padahal jika operator abai, drone bisa hilang kendali bahkan tidak mungkin mencelakai orang-orang di sekitar jatuhnya pesawat tersebut.

Penting untuk operator drone, sebelum memainkan‎ drone mereka mempelajari instruksi dari pesawat tanpa awak tersebut. Pasalnya, setiap pesawat memiliki teknik permainan yang berbeda satu dengan lainnya.

“Cuma, banyak operator yang panik dan ceroboh. ‎Mereka tidak mengikuti instruksi di layar,” ujar Dauna Riyanto, 58. Maka kerap ditemukan, pesawat hilang kendali bahkan menabrak objek. Belum lagi baterai tidak mencukupi, namun operator memaksakan drone-nya untuk terbang.

Perkembangan drone yang makin canggih tidak berarti pesawat tersebut dibiarkan terbang tanpa pengawasan. Sebelum menerbangkan pesawat, operator perlu memahami sinyal-sinyal yang berada di wilayah terbang maupun kalibrasi di wilayah tersebut. Karena sinyal telekomunikasi dapat mengganggu penerbangan pesawat.

“Jika pesawat melewati daerah bts (base transceiver station) dapat merusak kompas yang ada di pesawat,” ujar dia.‎ Persoalan lainnya mengenai baterai. Operator perlu memastikan bahwa baterai mencukupi untuk durasi terbang. Karena sering kali dijumpai, operator terlalu “keburu nafsu” untuk menerbangkan pesawat tanpa memperhatikan situasi dan kondisi sehingga batarai yang tersisa sangat minim bahkan habis sama sekali.‎

“Saya pernah punya  pengalaman, baterai  yang tersisa 60 persen diperkirakan selama penerbangan membutuhkan 40 persen baterai sehingga pulang masih tersisa 20 baterai. Ternyata saat drone pulang, ada angin kencang. Alhasil, baterai yang tersisa hanya lima persen,” terang Jhonny  Monika, 41, tentang pengalaman menerbangkan drone.

Seperti halnya peralatan elektronik lainnya, ketersediaan baterai menjadi kondisi yang tidak dapat dikesampingkan. Drone yang diterbangkan dengan ketersediaan baterai yang terlalu minim dapat merusak kualitas baterai tersebut.

Selain infrastruktur pesawat, para pemula dianjurkan ditemani pendamping ketika menerbangkan drone. Satu orang berperan sebagai pilot dan satu orang lainnya berperan sebagai co pilot. Pilot akan mengamati arah terbang pesawat sedangkan co pilot akan mengamati layar sebagai bagian perangkat drone untuk mengetahui arah terbang. din/E-6

Drone yang terbang di angkasa selalu mengundang decak kagum. Hampir setiap orang akan mendengokkan kepala ke atas untuk melihat pesawat tanpa awak itu menari di atas awan.

Namun, ternyata untuk menerbangkan drone bukan perkara gampang. Keinginan yang terlalu meluap justru dapat membuat drone terbang tanpa kendali.

M Yanuar Hadi, 36, salah seorang staf pegawai negeri sipil mengatakan bahwa menerbangkan drone merupakan latihan untuk mengendalikan diri. Ia pernah menerbangkan drone hingga menabrak pelek mobil kontes.

“Saat masih pemain baru, saya terlalu ‘nafsu’ menerbangkan drone. Begitu terbang, saya meleng sedikit, dronehilang. Tidak tahunya, drone saya hilang sinyal,” ujar dia. Yanuar sempat kebingungan mencari drone miliknya. Ternyata, drone-nya terbang di atas sebuah kontes mobil yang tengah dalam proses penilaian.  ‎

Yanuar sempat khawatir memikirkan nilai yang bakal ditanggung jika drone mengenai body mobil. Untungnya, drone hanya mengenai pelek mobil dan pemilik tidak meminta ganti rugi.‎

Pengalaman lainnya dialami Sugih Jaya, 54, konsultan di bidang infrastruktur. Ia terlonjak senang ketika melihat drone miliknya mampu mengudara. Baru dua jam diterbangkan, drone langsung terbang tinggi lalu langsung raib tanpa jejak. Sugih sempat panik mengetahui drone-nya tidak terlihat. Ia sempat berlari-lari mengejar dronemiliknya.

“Ternyata, dia datang sendiri,” kenangnya ketika masa awal memainkan drone. Perkembangan teknologi droneterus meningkat dari waktu ke waktu. Saat ini, drone dapat diprogram sehingga tidak perlu khawatir hilang.

“Drone profesional bisa pulang sendiri ke tempat semula,” ujar Jhonny Monika. Asalkan bagian GPS sudah terkunci, arah terbang drone akan terkendali. Namun, jika bagian GPS belum terkunci, drone dapat terbang ke arah yang tidak menentu.  Selain itu, sebelum mengoperasikan drone akan lebih baik untuk mengetahui kondisi sinyal di daerah sekitar agar tidak mengganggu arah terbang drone.‎

Sumber; KORAN JAKARTA

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *