Bakti Sosial, Peringatan Sumpah Pemuda Ala Komunitas Mobil Pekalongan

Peringatan hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2017 tak harus diperingati dengan seremonial seperti melakukan upacara di lapangan. Salah satu komunitas mobil di Pekalongan, memperingatinya dengan cukup unik yakni melakukan Bakti Sosial dengan menyantuni nenek yang hidup sebatang kara dan tinggal di sebuah gudang bekas udang windu. Mereka mengaku mendapatkan informasi tersebut melalui media sosial, “kami mendapatkan info dari salah satu akun di Facebook, yang diunggah oleh Kermit Slater, tanggal 26 Oktober kemarin.

Dan nasib nenek Darsiyem atau lebih akrab di sapa mbok Rendeng ini sempat menjadi viral,” ujar ketua HBC (Honda Brio Community), Coco saat ditemui wartawan Jumat (27/08) sore kemarin. Meskipun hujan lebat
mengguyur di Desa Wonokerto Kulon, belasan mobil kecil ini tetap mendatangi rumah mbok Rendeng.

“Hal ini kami lakukan sekaligus memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober, dan merupakan agenda rutin dari komunitas kami minimal setiap tiga bulan sekali kami melakukan bakti sosial,” Jelasnya.

Coco menjelaskan santunan ini mereka kumpulkan dari dana iuran anggota yang memberikan sumbangan secara sukarela, “memang ini termasuk spontanitas saja karena kami merasa terpanggil, maka kami menghimpun dana dari anggota, Alhamdulilah terkumpul empat juta rupiah. mungkin tak seberapa namun kami harap bisa meringankan beban beliau,” tambahnya.

Sementara itu, Sekdes Wonokerto Kulon, Dorat yang ikut mendampingi mengucapkan terima kasih atas perhatian dari HBC Chapter Pekalongan, “saya mewakili kepala desa Wonokerto Kulon mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari rekan HBC, semoga ini akan memanggil komunitas lain melakukan hal yang sama,” tuturnya.

Mbok Rendeng yang menerima santunan tersebut tampak berbinar dan berkali -kali mengucapkan terima kasih. “Saya sangat bersyukur ternyata masih banyak orang yang peduli dengan nasib saya, selama ini saya juga banyak di bantu oleh para warga sekitar, semoga para member HBC di beri pahala yang setimpal, di beri kesehatan dan umur panjang,” ucapnya sambil berkaca kaca.

Ditanya tentang keingianan kedepan, Mbok Rendeng mengaku masih betah tingal di gudang itu, meski setiap air pasang datang dia tak bisa tidur, “kalau memang ada yang berniat membuatkan saya gubug saya sangat berterima kasih, namun yang paling berat bagi saya yakni biaya hidup sehari-hari,” paparnya.

Sumber: Info Sekitar Pekalongan

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *