Komunitas KulonprogoNE Hong Kong (KPHK): Eratkan Tali Silaturahmi BMI di Hong Kong

Hong Kong bisa dibilang sebagai negara penempatan buruh migran Indonesia yang masuk dalam zona nyaman. Ini terbukti dari menjamurnya komunitas-komunitas yang didirikan oleh BMI untuk mengisi hari liburnya, baik yang bergerak di bidang seni, sosial dan keagamaan.

Komunitas KulonprogoNE Hong Kong (KPHK) salah satunya, komunitas yang dibentuk pada 8 November 2013 dan diketuai Anggit Ega ini memiliki tujuan sebagai wadah untuk bersilahturahmi dan mengasah kreativitas BMI di Hong Kong.

“Selain menjadi tempat atau wadah untuk menyambung tali silaturahmi, tetapi juga menjadi komunitas sosial yang bergerak mengumpulkan dana seiklasnya atau sedekah untuk membantu saudara-saudara di Kulonprogo yang membutuhkan uluran tangan. Seperti kaum dhuafa, yatim piatu, membantu bencana alam, orang cacat, orang jompo yang tidak mampu, melalui KPHK Peduli Kasih,” ungkapnya.

Tahun ini KPHK telah 4 tahun berdiri, Anggit berharap KPHK semakin bermanfaat untuk sesama, lebih banyak yang peduli terhadap saudara di Tanah Air, silaturahmi semakin akrab dan terbina kekeluargaan yang lebih erat antara BMI pada umumnya, dan warga Kulonprogo khususnya.

Berada jauh dari kampung halaman tidak membuat komunitas KulonprogoNE Hong Kong melupakan kebudayaan nenek moyangnya, ini dibuktikan dengan rutinitas para anggota untuk berlatih seni tari daerah Kulonprogo yaitu Angguk Putri, biasanya anggota berlatih bersama di taman yang terletak di Meifoo.

Adapun kegiatan di hari libur menurut Anggit, KPHK selama ini secara keseluruhan diisi dengan berbagai macam kegiatan, secara pribadi ada yang mengikuti les kuliner, menjahit dan lain-lain. Ia menambahkan bagi BMI yang tertarik dan ingin bergabung dengan KPHK bisa langsung menambahkan pertemanan di grup Facebook KulonprogoNE Hongkong.

“Silakan yang mau bergabung. Dan untuk sahabat-sahabat BMI mari manfaatkan waktu libur untuk hal-hal yang positif, kita bisa memanfaatkannya untuk belajar banyak hal yang kelak bisa berguna di Tanah Air. Kita juga bisa belajar membentuk komunitas sosial yang bermanfaat bagi orang banyak,” tutur Anggit mengakhiri obrolan.

Sumber: Liputan BMI (Wijiati Supari)

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *