Julid, merupakan salah satu istilah yang dipopulerkan oleh Syahrini selain beberapa kata lain seperti syantiek, sesuatu, manja, dan sederet jargon-jargon lainnya. Berbeda dengan istilah lainnya, pelantun yang pernah berduet dengan Anang Hermansyah ini juga mengajak gerakan anti julid. Julid berasal dari kata binjulid, bahasa Sunda. Arti binjulid menurut KBBI adalah iri hati dan dengki. Kedua penyakit hati ini, tentu berbahaya ya Sahabat Puan bagi pengidapnya. Bagaimana tidak, di era media sosial yang marak ini tentu saja banyak postingan-postingan yang membuat munculnya sifat-sifat julid warganet. Lihat postingan teman jalan-jalan keluar negeri, mulai nyinyir bilang ngapain ke luar negeri tempat wisata di Indonesia masih banyak yang bagus, atau lebih parah di cap tidak Nasionalis lah, pancasialis lah.. Ada juga yang julid versi agamis misalnya bilang ngapain jalan-jalan, mending duitnya buat sedekah. Kalau sudah julid, memang susah. Apa saja yang diposting teman-teman kamu di media sosial, akan ada tanggapan buruk. Bagaimana sahabat puan menghindari diri dari sifat julid, karena rasa iri dan dengki ini akan membuat rugi diri sendiri. Berikut ulasan bagaimana menghindarkan diri dari rasa julid.
1. Selalu bersyukur atas apa yang sudah diperoleh
Seperti sebuah pepatah lama yang menyebutkan jikalau rumput tetangga selalu lebih hijau. Rasa syukur yang kurang terhadap yang kamu jalani saat ini memicu sifat julid terhadap kehidupan orang lain. Pastikan kamu selalu bersyukur atas apa yang kamu peroleh, sebab kamu tidak pernah tahu apa-apa saja yang telah diambil untuk setiap kebahagiaan orang lain yang telah kamu lihat. Jangan pernah menerapkan standar-standar kebahagian orang lain untuk dirimu. Standarkebahagian berbeda dan bersifat absurd pada masing-masing individu. Boleh jadi, dia terlihat bahagia, namun ternyata kamu memiliki apa yang tidak dia peroleh dalam nilai bahagia yang diiinginkannya. Selalu menjadi manusia bersyukur, ya sahabat puan. Karena dengan rasa syukur, nikmat bahagia tentu akan berlipat.
2. Harus dipahami, media sosial adalah alat untuk pamer dan hiburan semata.
Jangan terlalu bawa perasaan, ah..Sahabat puan haru tahu bahwa berbagai postingan yang berseliweran di media sosial kebanyakan bersifat pamer dan hiburan semata. Jadi, tidak ada yang perlu ditanggapi dengan serius. Kamu pun bisa memposting hal-hal yang kamu anggap baik. Ingat,sesauatu yang kamu anggap baik dan layak buat diposting, belum tentu buat orang lain. Begitu juga sesuatu yang dianggap baik dan layak untuk diposting di akun media sosialnya belum tentu buat kamu. Daripada kamu sibuk buat ngurusin hidup ala media sosial orang lain, mending kamu pikirkan memperbaiki hidupmu dan selalu merasa bahagia dari kebahagiaan orang-orang lain. Sahabat puan bisa bayangkan, betapa lelahnya hidup kita hanya memendam rasa julid atas kebahagiaan orang lain.
3. Jika merasa terganggu, jangan diikuti.
Sahabat puan bisa memilih untuk tidak mengikuti postingan-postingan yang membuat julid semakin akut. Tapi, terkadang malah si pemilik akun tidak mengerti loh kalau sahabat puan julid dengan mereka. Betapa merananya, jika sahabat puan memilih memendam rasa amarah, kesal, iri dan dengki terhadap postingan mereka. Sementara itu tidak megurangi kebahagian mereka sedkitpun, sementara kamu kehilangan kebahagiaan. Sebaiknya jangan ikuti segala media sosial, orang-orang yang memancing kamu bersifat julid. Terkadang kamu tidak sadar, sikap julid itu menandakan sahabat puan benar-benar mengagumi mereka.
4. Matikan semua aplikasi media sosialmu.
Jika mental sahabat puan tidak kuat menghadapi kerasnya dunia di media sosial. Segera matikan semua aplikasi media sosial, mulailah menggunakan ponsel yang hanya tersedia menu menelepon dan berpesan singkat saja. Mungkin sahabat puan tidak sanggup hidup di era wara-wiri akun-akun yang memposting apa saja tentang hidup mereka. Daripada makan hati, sakit hati dan mati bunuh diri , sementara mereka tetap damai-damai saja. Mengalahlah, dan matikan semua aplikasi media sosialnya. Sebagai perempuan cerdas,stop julid! Julid, berarti secara tidak langsung mengakui kita tidak memiliki kebahagian ataupun kemampuan yang mereka miliki.
Disadur dari Perbincangan Perempuan ditulis oleh Elviza Diana