Tips Mendaki Saat Cuaca Buruk ala Pendaki Cantik

Hai, Sahabat Pendaki Cantik.. Lama tak bersua di jagad dunia maya. Rasa-rasanya hampir setengah tahun kami tidak berbagi cerita tentang kisah perjalanan pendaki cantik ya. Alasannya simple; kami sibuk.. sibuk mengumpulkan dan mengabadikan momen dari kisah perjalanan kami.

Kisah perjalanan kami hari ini diawali dengan “Tips Mendaki Saat Cuaca Buruk.” Dan saat ini tengah musim penghujan. Semoga informasi yang kami bagikan dapat bermanfaat buatmu yang sedang berencana nanjak saat cuaca sedang tidak bersahabat. Sharing ini juga akan sangat bermanfaat bagi rekan-rekan pendaki pemula.

Mari kita simak satu per satu..
Dasar Persiapan Awal Mendaki Saat Cuaca Buruk
“Ketika kita melakukan pendakian, ada baiknya selalu siapkan fisik dan peralatan safety. Karena ketika di gunung, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi ketika perjalanan terutama untuk cuaca. Dan yang akan melakukan pendakian seperti cuaca saat ini.

Hal-hal yang bisa terjadi karena cuaca buruk saat mendaki gunung adalah sebagai berikut:

  1.  Menimbulkan kepanikan, terutama jika pendaki masih pemula, mental belum terlatih, perlengkapan tidak memadai, dan tidak kenal medan.
  2. Disorientasi; cuaca buruk yang datang akan membuat pendaki kehilangan kendali. Tentu saja jika pendaki mengalami disorientasi maka keputusan-keputusan yang diambil oleh pendaki bisa berakibat fatal. Misal kabut tebal yang datang tiba-tiba akan membuat jarak pandang terbatas dan pendaki bisa tersesat bahkan masuk jurang.
  3. Hipotermia; cuaca yang buruk seperti hujan lebat berpotensi menimbulkan hipotermia bagi pendaki. Hipotermia yang terjadi saat cuaca buruk akan menambah kepanikan dan berujung pada penanganan yang kurang tepat, tidak sedikit pendaki yang kehilangan nyawa karena terkena hipotermia.
  4. Cedera; perlengkapan yang tidak memadai misalnya sepatu yang tidak standard, pakaian yang tidak semestinya akan menimbulkan cedera bagi pemakainya saat terjadi cuaca yang ekstrim.

Hal2 yg bisa terjadi ketika cuaca buruk seperti diatas bisa diantisipasi dengan cara:

  • Membawa peralatan sesuai standar keselamatan. Contohnya: gunakan sepatu trekking yang melindungi mata kaki dan sol yang mampu mencenkeram tanah, tenda untuk perlindungan, pakaian yang cepat kering dan ringan, peralatan memasak yang juga bisa dimanfaatkan untuk menghangatkan badan, dan pisau untuk keadaan survival.
  • Manfaatkan prakiraan cuaca yang bisa diakses di BMKG atau info dari sosmed. Pelajari juga cuaca yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
  • Sebelum melakukan perjalanan pastikan bahwa medan yang akan dilalui sudah dikenali. Jika belum kenal medan maka ajak orang yang sudah kenal medan, atau lengkapi diri dengan peralatan navigasi.
  • Jangan melanggar peraturan lokal yang berlaku di tempat tersebut.
  • Jangan melakukan perjalanan sendirian, ajak teman lain dan jangan terpisah dari rombongan.
Jika cuaca buruk terjadi maka yang harus dilakukan adalah:
  • Biasanya cuaca buruk di gunung akan didahului oleh tanda-tanda alam seperti mendung tebal, gluduk, dan perilaku hewan. Misal, burung-burung yang tiba-tiba menghilang atau tidak bersuara. Jika sudah terjadi hal tersebut maka segera cari tempat yang aman.
  • Dirikan tenda atau buat perlindungan dan segera istirahat.
  • Pastikan bahwa tempat perlindungan aman. Jangan beristirahat di bawah pohon yang rapuh atau di bawah tebing yang rawan longsor, atau di daerah aliran air, atau di daerah lintasan hewan.
  • Jika cuaca buruk tiba-tiba datang dan belum sempat membuat perlindungan misal kabut tebal, maka lebih baik berhenti sambil melakukan observasi, jangan panik, dan setelah memperoleh tempat yang baik segera membuat tempat perlindungan.
  • Sebaiknya jas hujan/ponco diletakkan di tempat yang mudah diambil sehingga ketika hujan lebat datang tiba-tiba bisa digunakan secara cepat untuk melindungi diri sambil menunggu mendirikan tenda/tempat perlindungan.
  • Jika tidak mungkin untuk mendirikan tenda dan cuaca semakin buruk maka pilihan terbaik adalah kembali pulang melalui jalan yang sudah dikenali.
 Keselamatan yang paling utama. Jangan melawan alam dan kendalikan diri saat cuaca buruk.” – @shintapocil 

 

Alas Kaki, Teman Perjalanan
Sebelum melangkah lagi | @putri_risca

Takut Saat Tiba-tiba Sakit Saat Nanjak
“Pengalaman aku, desember kemarin ke prau, dari pos 3 nerjang kabut badai, sampai akhirnya sampai Puncak, dan mendirikan tenda, ganti, makan, pas malem aku ngerasain badan ku panas tp menggigil, udah panik gejala hipo, berdoa terus dalam hati, sampe akhirnya temenku ngasih aku obat paracetamol sama obat satu nya itu aku gak tau apa namanya, dua obat itu aku minum, berapa menit kemudian aku keringetan, tp masih mengigil, akhirnya aku tidur, sekitar 15 menit terbangun, badanku mendingan enakan, cuma masih sedikit mengigil.” – @rraiiuee 
 
Tidak Perlu Mendaki Jika Kondisi Buruk
“Cuaca buruk. Kalo mendaki harus siap mantel sebelum mendaki. Setuju banget kalo mantel harus disimpen di tempat yg mudah dijangkau. Aku selalu taruh mantel dibagian paling atas keril biar gampang ambilnya. Pokoknya yang kira2nya sering dipake ditaronya di atas.

 

Untuk menghindari cuaca buruk juga bisa dilakukan observasi dulu sebelum mendaki. Liat dulu cuacanya. Kalo memang cuaca tidak mendukung jangan maksain. Toh waktu masih banyak. Alih2 mau nambah stok dp atau postingan ig; eh malah sengsara di gunung, kan ga lucu ya hehe.
Yang lainnya adalah hypotermia. Aku biasa hidup di daerah panas dan harus berada di tempat yang dingin seperti gunung. Biar ga kedinginan, aku sih biasanya ga berhenti lama2. Karena kalo berenti lama2 nanti dingin. Mending dibawa jalan biar suhu tubuh meningkat.
Pernah juga sih ada temen hipo. Itu kita langsung rebus air masukin botol dan dimasukin sleeping bag. Terus aku sempet yang peluk temenku yang hipo itu sih. Kalo orang hipo pake pakaian basah, segera ganti..” – @iif_93
Perbanyak Persiapan Logistic
“Untuk persiapan fisik emang perlu banget yak sebelum nanjak. Apalagi cuaca buruk pasti butuh tenaga ekstra. Aku sendiri kalo udah mau nanjak biasanya selalu rutin jogging biar kakinya kuat + nafasnya bisa agak enak & bisa diatur pas naik.
Nah, aku pernah pas ke Sumbing, lagi istirahat terus tiba tiba hujan + angin. Karena kondisinya masih lagi ngetrack & belum sampe tempat datar, jadi aku & temen temen cuma pake flysheet buat nutupin kita + badan kita dari hujan. Sambil flysheet-nya ditaliin.
Semenjak sampe di terminal emang udah khawatir sama cuaca, karena orang terminal bilang kalo beberapa hari belakang ini ujan terus, sampe ada yang mau ke Prau 1 hari juga akhirnya balik lagi pulang. Karena cuaca yang ngga menentu ini kita juga ngga yakin bisa cepet sampe ke puncak. Jadi kita juga mensiasatinya dengan melebihkan persediaan logistik.
Eh bener aja. Rencana 2 malem, karena ujan yang tak kunjung berhenti abis muncak akhirnya kita extend 1 malem lagi. Meskipun cape fisik + ditambah hujan, kita masih punya logistik buat mulihin badan kita. Jadi kita masih bisa stay di atas dengan logistik mencukupi, tanpa harus memaksa turun dengan kondisi badan cape + cuaca buruk.” – @dewiharyati8
Berbaur Bersama Indahnya Alam Semesta
Santai sejenak | @fr.nsie

Cara Mengatasi Hipo Saat Cuaca Buruk
“Pengalaman pernah hipo sampe gak sadarkan diri waktu di Mandalawangi, karna badan tiba” drop. Cuaca juga gak bagus banget seperti yang disampaikan di atas. Cuaca di gunung gak akan bisa ke tebak. Jadi harus bener” prepare banget. Alhamdulillah, aku masih terselamatkan.
Utamakan kalau hipo semua baju diganti (termasuk dalaman). Aku dibantu dengan teman perempuanku yang ikut. Dia gantiin bajuku semua muanya sampe dalaman juga. Karna biasanya aku naik selalu cewek sendiri. Kebetulan alhamdulillah kemarin naik ada ceweknya lagi. Jadi dia yang gantiin bajuku. Ganti baju posisi aku masih pingsan. 
 
Selepas diganti semua, aku dihangatkan pakai termal dan nesting yang dipanasin. Terus digosok” ke bagian kaki dan yang lainnya. Alhamdulillah 20 menitan aku sadar lagi. Langsung disuruh minum air hangat dan dipaksa makan yang padahal mulut udah aneh banget buat nerima makanan masuk. 
Akhirnya pas di malam hari, aku dapet surprise dari kangmas dan kawan” lainnya ..
Karna pas malam itu aku ulang tahun.” – @puputayuariyanti 
 
Pengalaman Dulu Adalah Pelajaran Berharga
“Pengalaman aku dulu ndaki pas cuaca buruk. Logistik untuk 3 hari, taunya jadi 5 hari di gunung karena hujan dan track ada yang longsor. Untung ada temen” pendaki lain yang ngotot turun hujan”an ninggalin logis untuk kami yang masih ngcamp.
 
Setelah kejadian tak terduga begitu, sekarang lebih sering bawa logis lebih, daripada harus kekurangan. 

Dan betul jas hujan/ponco itu WAJIB letak di bagian atas dan mudah dijangkau. 

Kalo soal hypo, aku belum pernah nemuin. 
Tapi dengan pengalaman kaka semua, semoga nanti aku juga bisa menangani kejadian hypo.” – @illamestika92

 
Pentingnya Kerjasama Tim
“Dulu aku ke Sumbing 15 orang dan aku perempuan sendiri. Cuaca hujan dan trek sangat licin. Untungnya dari base camp kita udah persiapan semaksimal mungkin. 

Mulai dari membagi regu menjadi 3 untuk mengatasi cuaca buruk.

 
Regu pertama punya tugas mencari tempat yang aman untuk membuat tenda karena posisi hujan. 

Regu kedua dan ketiga agak berjarak agar regu kedua tidak tertinggal. 

Pas itu badai setelah pos 1. Mengingat trek tanah dan cukup landai jadi banyak pendaki lain yang jatuh. Persiapan yang kita buat dari awal basecamp Alhamdulillah sangat berguna.

Dari memastikan semua barang bawaan aman dari resapan air dan ponco/mantol  yang selalu bisa dijangkau saat darurat. Alhamdullillah berkat persiapan yang agak riweh dan kerjasama tim tapi bener” membantu saat cuaca ekstrim.” – @rozaliamayasari
Selamat Malam Dari Puncak Gunung
Tidur dan bermimpilah | @ajopoetra

Tidak Usah Panik
“Dulu aku pernah naik namanya Tanralili. Berangkatnya 8 orang; 3 cewek, 5 cowok. Di sana kan gersang lokasi campnya. Malam pertama okelah kak cuaca masih mendukung. Pas malam kedua yaa ampuuun, angin badai datang. Tendaku roboh, flysheet diterbangin angin. Yaa teman2 cewekku panik kak. Takutnya ada apa2 waktu itu. Angin badai itu berlangsung sekitar 2 jam. Flysheet pagi2 baru ditemuin. Itu aja sih kak.” – Indah S.
Barang Bawaan Diberi Plastik 2 – 3 Lapis
“Kalo lg musim ujan biasanya semua barang2 penting di dalem carrier aku plastikin 2-3 lapis, dan sebelumnya aku pastiin plastiknya ga bolong. Terutama buat barang yang ditaro paling bawah keril seperti sleeping bag. Dulu aku pernah plastikin cuma selapis dan merana tidur ga pake SB gara2 basah hehe. Kalo pake trashbag yang gede terus semua barang dimasukin ke dalamnya, buat aku packingan jadi kurang efektif (ga muat banyak) dibanding packingnya dipisah2.
Terus aku selalu bawa flysheet + tali. Kalo yang naik banyak terus tiba2 ujan gede dan mau neduh, tinggal pasang flysheet. Berguna juga buat di camp supaya tenda ga rembes, atau kalo vestibule tendanya ga luas dan pengen masak di luar jadi ga kena ujan. Sama bisa buat tarp tent juga dlm keadaan darurat.

Pernah juga kena badai sampe tenda pada terbang semua, pasak udah ga berguna, si tali bisa diiket ke aqua botol 1,5 liter atau batu besar buat nahan tenda supaya ga terbang. Serbaguna menurutku hihi.” – Farah Mahardika 

 
Melintas Jalur Pendakian
Jejak langkah | @jambanpd

Perlu Antisipasi Sebelum Mendaki 

“Sebaiknya mulai antisipasi si naik itu pas musim apa. Terus kalo musim hujan jika memungkinkan atau sudah terplanning sejak lama daripada sakit hati ya boleh dilanjut. Kalau dirasa fisik dan persiapan kurang boleh dimundur. 
 
Balik lagi namanya cuaca siapa yang tau, yang katanya “musim hujan” kadang ada hoki pas naik ehh gak hujan, tapi gimana tuh kalo kita naik di musim nggak hujan tp apes terjebak hujan.
Ketika hujan turun pada saat pendakian:
    • Untuk menentukan jalan ato berhenti sejenak, biasanya liat kondisi hujannya dulu kalo deras sampe badai lebih baik berhenti sejenak langsung buka flysheet untuk berlindung sementara. Bila hujan sudah sedikit bersahabat, lanjut jalan pake jas hujan. 
  • Aku langsung lepas cariel pasang rain cover bag
    , pasang topi (klo lagi ga pake topi). Kenapa harus pake topi? Biar tetesan hujan ga netes terus ke muka jadi topi sebagai sanggahan.
  • Ambil dan pakai jas hujan kesayangan.
  • Pakai cariel lagi cuss jalan lagi dengan kudu ekstra hati berjalan pada saat hujan.” – @cicik_andriani
Kesimpulan; ketika menghadapi cuaca buruk saat mendaki:
  • Membawa obat2an lengkap
  • Latihan fisik sebelum mendaki
  • Bekal logistik ditambah
  • Lapisi packingan dengan plastik
  • Bawa tali2 dan flysheet
  • Kekompakan tim
Sahabat Pendaki Cantik, mudah-mudahan hasil sharing kami dapat berguna buat perjalanan rekan-rekan pendaki. Satu yang pasti: “Jangan memaksakan diri jika cuaca dan alam tidak bersahabat. Karena yang paling penting bukanlah sebuah perjalan pendakian, melainkan bisa kembali pulang ke rumah dengan selamat”.
Salam lestari 😉
Disadur dari Pendaki Cantik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *