Blusukan Tempat Bersejarah di Kedungkandang, Komunitas Pemandu Wisata Sejarah Temukan Lokasi Unik

Komunitas Pemandu Wisata Sejarah Kota Malang kembali mengadakan aksi blusukan ke tempat bersejarah.

Sebelumnya, Komunitas Pemandu Wisata Sejarah Kota Malang menggelar blusukan ke beberapa tempat bersejarah yang ada di Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Kali ini, Komunitas Pemandu Wisata Sejarah Kota Malang mengadakan kembali aksi blusukan ke beberapa tempat bersejarah di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Ada 10 tempat bersejarah yang dikunjungi Komunitas Pemandu Wisata Sejarah Kota Malang di Kecamatan Kedungkandang yaitu :

  1. Klenteng Eng An Kiong
  2. Bekas tugu jam di pertigaan dekat daerah Lonceng
  3. Bekas makam Belanda
  4. Gardu listrik ANIEM dan bekas sirine peringatan serangan udara
  5. Patirthan Kedung Loncing
  6. Punden Sentono di Kutobedah
  7. Air terjun pertemuan sungai Brantas dan sungai Bango di Kutobedah
  8. Makam cicit Ki Ageng Gribig
  9. Dam (rolak) Kedungkandang
  10. Pura Luhur Dwijawarsa

Kasie Pengembangan Ekonomi Kreatif Disporapar yang juga menjadi Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, Agung H Buana mengatakan, kegiatan blusukan ini digelar untuk menambah materi pemanduan khususnya wisata sejarah dan budaya.

“Dan ternyata sebenarnya banyak sekali lokasi bersejarah di kota Malang yang masih belum dieksplorasi secara maksimal. Dimana salah satunya tadi kita telah menemukan lokasi wisata sejarah unik. Yaitu bekas makam Belanda yang telah dijadikan sebagai rumah,” ujar Agung H Buana kepada TribunJatim.com, Minggu (2/2/2020).

Agung H Buana menjelaskan, bahwa lokasi wisata sejarah unik itu terletak di Jalan Kolonel Sugiono 9 D, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

“Jadi memang pada awalnya di wilayah itu sekitar tahun 1800 terdapat pemakaman Cina dan Belanda. Namun akibat banyaknya pemukiman, akhirnya pemakaman tersebut dipindahkan ke wilayah Sukun,” bebernya.

Agung H Buana menerangkan, tempat wisata sejarah itu bisa dikatakan unik karena bagian atap dari rumah itu terdapat bekas makam Belanda.

Adapun, di bekas makam Belanda itu masih terdapat hiasan patung berbentuk patung malaikat.

Tidak hanya itu di beberapa bagian rumah juga masih ditemukan pecahan marmer bekas makam.

“Sebenarnya di lokasi itu sudah tidak ada jenasahnya karena sudah lama dipindahkan. Jadi hanya sisa sisa dari bangunan makamnya saja,” tambahnya.

Sementara itu pemilik rumah, Tumini mengaku, bahwa selama tinggal di situ, ia tidak pernah merasakan sesuatu yang ganjil.

“Tidak ada yang menakutkan selama saya tinggal disini. Namun memang sekitar tahun 1975, saat tempat ini dijadikan rumah, anak saya pernah mengalami mimpi aneh,” bebernya.

Dalam mimpinya, Tumini melihat anaknya dijumpai oleh seorang pria Cina.

“Pria Cina itu mengatakan kepada anak saya apakah saat ini kamu yang menempati tempat ini. Anak saya pun mengangguk dan mengiyakan. Dan setelah itu sudah tidak ada lagi kejadian apapun yang ganjil dan menakutkan,” tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim
Penulis: Kukuh Kurniawan
Editor: Elma Gloria Stevani

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *