Belajar Sepatu Roda Bareng Komunitas Rad Supersonic

Rasa rindu akan sensasi menyusuri aspal dengan alas kaki beroda membuat tekad Marina Tasha atau akrab disapa Acha, bulat untuk kembali menjajal roller skates.

Dengan tekad itu, perempuan yang berkarier sebagai make-up artist ini membidani Rad Supersonic, komunitas penggemar roller skates di Jakarta.

Rad Supersonic kerap berlatih sepatu roda di sejumlah kawasan olahraga di Jakarta. Paling sering di Gelora Bung Karno, Senayan.

Biasanya mereka berlatih sepulang kerja di area Pintu 3. Di situ satu-satunya tempat di mana olahraga beroda boleh dilakukan di area GBK.

Namun jalan Acha menggali kegiatan olahraga yang terakhir kali berjaya di tahun 1980-an itu tergolong tak mudah. Terakhir ia main sepatu roda sudah belasan tahun lalu, ketika dirinya masih duduk di bangku SMA.

Tahun 2018 rasa rindunya akan roller skates memuncak. Tapi hampir tak ada yang menjual sepatu roda beroda empat. Yang ada hanya sepatu inline skates.

Perlu diketahui ada dua macam sepatu roda, yakni inline skates dan roller skates. Keduanya sama-sama beroda empat, tapi letak rodanya yang berbeda.

Pada inline skates letak roda sejajar. Sedangkan roller skates letak rodanya berbaris, dua di depan dan dua di belakang.

Langkanya roller skates di Indonesia bisa dimaklumi. Karena pada dasarnya inline skates dibuat sebagai teknologi lebih mutakhir pada sepatu roda. Maka itu roller skates dianggap jadul.

Namun Acha tak langsung menyerah. Ia akhirnya nekat memodifikasi salah satu sepatu sneakers yang kerap dipakai untuk bersantai.

“Sempet nyari-nyari [roller skates] yang second ke luar [negeri] lah. Tapi kalau beli di luar yang second kan aku nggak tahu nyampenya di sini gimana. Taunya di luar [negeri] banyak yang custom. Akhirnya aku minta tolong juga sama [orang] di Bandung yang bisa masangin. Custom pakai sepatu Vans ku,” tuturnya kepada CNNIndonesia.com, saat ditemui pada akhir pekan kemarin.

Dari situ ia mulai kembali mendalami dunia roller skates. Beberapa kali ia bertemu dengan atlet roller skates yang akhirnya dijadikan guru. Salah satunya, yang akrab ia sapa dengan panggilan Om Dece, punya banyak koleksi roller skates yang dengan suka hati ia sewakan.

Melihat Acha rajin berlatih sepatu roda lambat laun teman-temannya menyusul. Bersama-sama mereka menyewa roller skates dan berguru kepada Om Dece. Dari situlah terbentuk Rad Supersonic.

“Setiap sekali seminggu Om Dece datang ke Jakarta. Bawa sepatu-sepatunya dan ngajarin kita. Tapi lama-lama mahal. Dulu kita kelas sama nyewa sekali datang Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per orang,” kenang Acha.

Acha lalu berpikir untuk membuka toko roller skates dan membuka kelas roller skates. Jadilah ia giat berburu sepatu roda di berbagai negara, mulai dari Australia, Eropa sampai Amerika.

Toko roller skates online besutan Acha, Skate Lovers Shop, lalu beroperasi melalui akun Instagram @skatelovershop.

Dari yang berwarna-warni sampai yang berupa klasik. Harganya beragam dari Rp1,5 juta sampai belasan juta.

“Harga tergantung spesifikasi dan bahannya. Spesifikasi misalnya ada roda indoor, outdoor. Plate-nya ada yang alumunium, magnesium, plastik sampai nylon. Paling mahal magnesium karena paling kuat, tapi paling ringan. Ya ada harga ada kualitas sih,” jelasnya.

Kelas sepatu roda

Usai tokonya banyak dikenal, Acha mengembangkan bisnisnya dengan membuka kelas belajar roller skates. Tempatnya di Blok M Mall, Jakarta Selatan.

Kelas yang dibuka Acha beragam. Mulai dari basic, intermediate, advance sampai kelas roller skates dance.

Untuk mengikuti satu sesi kelas bisa didapat dengan merogoh kocek sebesar Rp100 ribu untuk yang sudah punya sepatu. Kalau mau sewa sepatu di sana, tinggal tambah Rp50 ribu lagi.

Dibutuhkan setidaknya tiga sampai empat kali kelas buat pemula supaya bisa lihai bermain roller skates. Satu kali sesi kelas berdurasi satu jam.

Belajar di kelas bakal terasa lebih singkat ketimbang belajar sendiri. Acha cerita ia butuh waktu setidaknya tiga bulan buat lancar bermain roller skates ketika masih coba-coba sendiri.

Selain sepatu roda, untuk bermain rollers kate juga butuh beberapa barang tambahan. Salah satu yang paling penting adalah alat pengaman lengkap, mulai dari pengaman pergelangan tangan, lutut, siku sampai helm.

Pengajar di kelas-kelas Skatelovers Shop tak lain anggota dari klub Rad Supersonic. Bahkan tak jarang Acha mendukung murid-muridnya agar turut membuat klub sepatu roda baru.

Seperti yang dilakukan Sonya, Hanna dan Raras misalnya. Baru awal tahun ini mereka akhirnya membuat klub Magic Rollerskate. Mereka terdiri dari delapan orang perempuan yang gemar bermain roller skates.

“Kita paling sering main di GBK. Kadang bareng sama anak-anak Rads. Tapi nggak jarang juga kita keliling. Kadang ke BSD Theme Park atau ke Bogor gitu,” ujar Raras.

Penulis/reporter: CNN Indonesia

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *