Aprindo Minta Pemda Tak Intervensi Harga Kantong Plastik Berbayar

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah daerah untuk tidak mengintervensi ketentuan harga kantong plastik berbayar. Hal itu supaya tidak mengurangi hak-hak konsumen.

Wakil Ketua Umum Aprindo, Tutum Rahanta mengatakan, Aprindo berharap harga kantong plastik di seluruh Indonesia dibuat sama. Pasalnya, jika berbeda, bisa menimbulkan banyak komplain.

“Jika harganya beda, nanti bisa ribut. Toko kami antar daerah sangat dekat. Apa tidak kacau kalau beda harga antar wilayah perbatasan? Jangan diganggu sistem perdagangan kami,” kata Tutum dalam keterangan yang diterima Tribun Jogja, Jumat (26/2/2016).

Dalam Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar bertanggal 17 Februari 2016, disebutkan selama tiga bulan masa uji coba kantong plastik berbayar ditetapkan harga minimal Rp200 per lembar.

Namun, kata Tutum, sekarang muncul angka berbeda dilontarkan oleh sejumlah Pemda yang meminta harga lebih tinggi.

Pun saat ini, sudah banyak konsumen yang merasa dirugikan akibat harus membayar kantong plastik lebih mahal. Ada juga konsumen yang keberatan membayar kantong plastik dengan harga Rp200 per lembar. Mereka menganggap kantong plastik itu adalah hak mereka.

“Kami jadi dianggap meraup untung, padahal selama ini tidak. Kami tidak mau implementasi kantong plastik berbayar itu melanggar hak konsumen, yang selama ini jadi hak konsumen sekarang bukan jadi hak mereka. Tapi kewajiban mereka untuk jaga lingkungan dengan tidak dapatkan kantong plastik itu,” jelas Tutum.

Maka itu, selama masa uji coba ini, Tutum meminta Pemda tetap memberlakukan ketentuan harga kantong plastik sebesar Rp200 per lembar.

Upaya ini dianggap secara perlahan menumbuhkan kesadaran konsumen untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik pada saat berbelanja.

“Kami sangat mendukung pemerintah dalan pengurangan kantong plastik tapi kalau soal harga urusan sekian. Kita khawatir akan kerusakan lingkungan akibat kantong plastik karena selama ini sebagian kantong plastik yang beredar sekitar 25% itu dari ritel modern,” katanya.

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *