Komunitas Lempuyang Art; Kumpulan Seniman Perupa

Komunitas Seni Rupa Lempuyang berdiri sejak 1989, adalah perkumpulan seniman perupa yang anggotanya berasal dari Kabupaten Karangasem. Komunitas ini terdiri dari sekitar 20 seniman, antara lain: I Komang Trisno Adi W, I Nyoman Triarta A.P, I Kadek Arka D. Payana, I Wayan Linggih, I Wayan Setem, I Gede Sugiada, I Wayan Pande Paramartha, Ida Bagus Gede Yadnya, I Gede Sukarda, I Nyoman Sukari(alm), I Gede Gunada Eka Atmaja, I Ketut Sudita H, I Made Suarimbawa, I Wayan Widianta, I Wayan Labda, I Made Oka, I Gede Doglas, Hakon Eugen Gustavsen dan I Made Sukadana.

Terekspresikan dalam karya-karya para perupa Komunitas Lempuyang, meski berproses laiknya perupa modern, mereka tidaklah melulu menuangkan dunia individual masing-masing yang sepenuhnya mempribadi, namun menyuratkan pula melalui lambang dan ikonik visualnya, sebentuk kepedulian atau penghayatan terhadap persoalan-persoalan sosial kultural tanah kelahiran atau bumi kawitan.

Tercermin pula dalam komunitas ini sebentuk pergaulan kreatif yang berlangsung guyub dan hangat. Para perupa secara otentik mengedepankan corak dan kekuatan masing-masing, setidaknya tecermin pada karya, menyiratkan bahwa kebersamaan di dalam komunitas ini tidak menjadi beban yang menghalangi pencarian dan keleluasaan berekspresi.

Sebagai contoh adalah karya-karya I Nyoman Sukari selama ini, yang juga anggota Komunitas Lempuyang, layak dicatat, –menunjukkan pergulatan yang dialami pula para perupa Amlapura; berhasil meneguhkan corak dan ciri yang mempribadi sekaligus mengekspresikan karakter kultural wilayah tersebut.

Karangasem atau Amlapura, berikut sebutan lainnya, sebagaimana kabupaten-kabupaten dan wilayah-wilayah di Bali, tentulah menghadapi sejumlah perubahan. Sejalan sejarah panjangnya, setiap wilayah sosial kultural tersebut mengalami sekian transformasi dan akulturasi. Kita dapat melacak jejaknya pada aneka bidang kesenian, baik seni-seni pertunjukkan, seni rupa, maupun sastra, dan lain-lain.

Komunitas Seni Rupa Lempuyang telah berpameran di Bentara Budaya Bali, merujuk tajuk “Kayun Ati“, pada 10 hingga 17 Mei 2015 lalu. Selain itu, para anggotanya juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan seni rupa dan diskusi di Bentara Budaya Bali, termasuk pameran bersama dengan komunitas-komunitas lain.

Sumber: Bentara Budaya Bali

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *