Perkuat Kebhinekaan, Sejumlah Komunitas di Rembang Gelar Ngopi Bareng

Puluhan orang dari sejumlah komunitas melakukan kegiatan “ngopi bareng” di Alun-alun Kota Rembang pada Jumat (2/11/2016) pagi, guna memperteguh kebihnekaan sekaligus menyikapi Aksi Bela Islam Jilid III di Lapangan Monas Jakarta.

Sebelum ngopi bareng, aksi yang didukung oleh tokoh islam nusantara di Rembang seperti Bisri Cholil Laquf dan Majid Kamil didahului dengan jalan kaki dari halaman Masjid Agung Rembang menuju parkiran sisi utara alun-alun setempat, dibarengi aksi teatrikal.

Dua orang bertopeng Ahok dan Habib Riziq mendorong gerobak bertuliskan “Angkringan NKRI”, sedangkan sebagian massa membentangkan poster bertuliskan “Ngopi simbol perdamaian”, “Ngopi simbol kerukunan”, “Salam 212, Jakarta damai”, dan “Bentrok rusuh, No!”.

Aksi juga dilakukan oleh para seniman sketsa wajah di Kabupaten Rembang, menggambarkan situasi perdamaian antara dua orang tokoh, yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Habib Riziq, sebelum akhirnya ditutup dengan meminum kopi bersama dan gratis.

Suparno, salah seorang inisiator kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh lintas komunitas mulai dari masyarakat biasa, LSM, seniman, advokat, tokoh agama, dan para pedagang, guna mendoakan aksi umat islam di Jakarta pada hari ini, agar berlangsung damai.

“Kami memilih untuk tidak ke Jakarta, bergabung bersama teman-teman di sana. Kami mendoakan dari sini. Semoga aksi hari ini tidak ada rusuh apalagi bentrok. Semoga kebinekaan selalu dibangun. Aksi tidak menjadi kerusuhan, tetapi persatuan,” katanya.

Abdul Chamim, tokoh seniman berasal dari Desa Sluke Kecamatan Sluke mengatakan, aksi demontrasi dengan datang ke Jakarta tidak menarik, apalagi jika dilakukan dengan tunggangan syahwat politik.

“Kalau para tokoh di sana mau berdamai, dalam kerangka kepentingan bangsa dan agama, mereka tidak harus berdemo, tetapi bisa dilakukan dengan berkumpul dan bertemu dengan tokoh-tokoh sentral seperti Presiden secara langsung,” paparnya.

Ia juga menyatakan kasihan kepada masyarakat di tingkat bawah yang menjadi bingung dan termakan opini dari kabar yang berseliweran, yang mestinya disaring, karena terkadang ditumpangi dengan kepentingan dan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Tadi, kita bikin sejumlah sketsa, di antaranya gambar sketsa yang menampilkan Ahok dan Habib Rizik berboncengan dengan sepeda motor. Ini bagian dari gambaran pentingnya persatuan di negara ini. NKRI yang berbineka tapi tunggal ika, harus diselamatkan,” tandasnya.

Ia menambahkan, meskipun aksi yang digelar di pusat kota merupakan bagian kecil perhatian pihaknya, tetapi yang begitu memiliki arti penting sebagai simbol kebersamaan, keragaman, dan perdamaian atas sebuah perbedaan.

“Setelah ini, kami berharap sudahi saja wacana dan aksi-aksi yang membikin bingung masyarakat awam. Kalau diteruskan, akan makin banyak masyarakat yang menjadi berpikir parsial. Itu bahaya. Berpikirlah bijak dan lebih luas, demi kelangsungan NKRI,” pungkasnya.

Sumber: Mata Air Radio

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *