Blazer Tugu Muda; Bersama Taklukan Medan Semi Offroad

Komunitas tak hanya menyatukan mereka yang punya hobi atau ketertarikan sama. Di Blazer Tugu Muda, komunitas menjadi wadah perekat persaudaraan dan meningkatkan kepedulian sosial anggota.

Bergabung di Komunitas Blazer Indonesia Club (BIC) Rayon Semarang atau Blazer Tugu Muda disebut Susi menjadi obat pereda stres. Kedekatan antar anggota dan beragam kegiatan yang digelar membuat dia jatuh cinta.

“Kalau sudah bertemu, tidak ada yang jaim (jaga image). Semua menanggalkan status dan jabatan, melebur dan guyon,” kata Susi.

Satu pengalaman bersama Blazer Tugu Muda yang berkesan di benak Susi, saat light of road atau rally malam, belum lama ini. Tantangan menaklukan medan semi offroad di malam hari membuat mereka semakin solid.

“Medan yang licin mengakibatkan mobil di depan saya berputar arah. Tapi, berkat bantuan dan gotong royong anggota, mobil bisa jalan lagi dan semua peserta rally malam bisa finish,” imbuhnya.

Blazer Tugu Muda merupakan wadah bagi penggemar dan pemilik mobil Blazer keluaran Opel, pabrikan asal Jerman. Komunitas yang berdiri sejak 2009 ini tak hanya beranggotakan warga Kota Semarang tetapi juga mengakomodasi warga dari enam kabupaten kota di sekitar, di antaranya Jepara, Rembang Demak, Tegal, Salatiga, dan Kabupaten Semarang. Selain kegiatan terkait otomotif, semisal touring dan rally, komunitas yang memiliki 70 anggota ini juga rutin menggelar bakti sosial.

Kedekatan personal dan solidaritas tak hanya ditunjukkan anggota Blazer Tugu Muda. Saat komunitas tersebut menggelar touring ke Gunung Bromo, mereka pun mendapat sambutan hangat dari Komunitas Blazer Indonesia Club (BIC) Rayon Malang.

“Rasa guyub dan lidaritas itu ada di benak semua anggota Komunitas Blazer di Indonesia. Itu membuat kami merasa punya saudara di mana-mana,” ujar Heri, unit rescue Blazer Tugu Muda.

Hal serupa juga dirasakan Edo Permana, Nugroho serta Agung, anggota lain Blazer Tugu Muda. “Semua anggota sudah seperti keluarga,” kata mereka kompak.

Tak hanya satu atau dua tahun, mayoritas anggota Blazer Tugu Muda sudah lama mengendarai mobil Opel Blazer. Alasannya, mobil tersebut kokoh, tangguh di segala medan dan nyaman. Seperti yang diungkapkan Reffy, Neneng Sunengsih, dan Cipto.

“Blazer itu nyaman untuk perjalanan jauh. Suspensinya bagu dan tidak berisik. Bagian tengah juga lapang dan jok bisa digeser. Saya sering menggelar kasur untuk keluarga di situ saat kami berlibur ke luar kota,” ungkap Reffy.

Sementara Neneng, merasa Blazer aman dikendarai bagi mereka yang memiliki anak kecil. Sistem safety lock yang dimiliki membuat anak tak mudah membuka pintu secara sembarang, saat berkendara. “Kendaraan ini juga tangguh serta bertenaga saat dikendarai hingga pelosok pegunungan. Jalan terjal pun mudah dilibas. Ini sangat mendukung pekerjaan saya,” ujar pengusaha kayu ini.

Kendati tak lagi diproduksi di Indonesia, mereka tak gamang terus memelihara kendaraan yang mereka juluki Si Kebo ini. Apalagi, lewat komunitas, mereka bisa sharing tentang beragam informasi terkait Opel Blazer, mulai perawatan hingga kebutuhan spare part yang susah ditemukan.

“Keberadaan komunitas sangat membantu. Yang awalnya kesulitan mencari spare part, dari informasi teman-teman, onderdil yang dibutuhkan bisa lebih mudah didapat,” timpal Cipto.

Sumber: Tribun Jateng

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *