Berantas Isu ‘Body Shaming’ Bareng Plus Size Jogja

Apa yang ada dipikiran saat mendengar istilah ‘plus size’? Istilah yang dipopulerkan oleh industri fashion ini harfiahnya adalah ukuran yang di luar ukuran standar kampanye industri tersebut.

Bukan rahasia selama berdekade industri mode menggunakan standar ukuran yang sangat kecil untuk kepentingan bisnisnya. Sebut saja ikon model seperti Kate Moss, memiliki ukuran baju nomor 4. Sedangkan ukuran baju ‘perempuan biasa’ rata-rata nomor 14-18 (thelist.com).

Dewasa ini plus size diasosiasikan dengan individu bertubuh besar atau gemuk. Alih-alih menggunakan istilah ‘jumbo’, istilah ini dianggap lebih postif.

Dengan gerakan body positivity yang semakin marak, semakin banyak individu-individu gemuk yang membebaskan diri dari penghakiman sosial oleh lingkungannya.

Memang belum sepenuhnya diterima oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi ini adalah suatu langkah yang sangat disambut baik. Di Jogja ada Plus Size Jogja yang mewadahi individu-individu extra lovely ini.

“Awal mulanya kami bertemu di fashion show-nya Kak Riri Bogar di Festival Payung, Borobudur,” kata Irni Galuh Eka Janti, leader dari komunitas Plus Size Jogja saat berbincang usai acara Guyub Bareng Plus Size Jogja di Taman Kenyang Sumringah, Minggu (9/2).

Walaupun sudah terbentuk sejak Oktober 2018, acara ini adalah acara perdana Plus Size Jogja. Di acara ini, teman Plus Size yang datang bisa mendengar tips dan trik serta sharing dengan Adeline Kusumawardani, perancang busana plus size, dan Hanifa, influencer yang juga adalah blogger gaya hidup dan kecantikan.

Tidak hanya itu, mereka juga menyaksikan demo makeup dari Emima dan pelajaran dasar catwalk dalam acara Guyub bareng ini. Mereka juga berkesempatan mendapatkan diskon dan produk dari merk seperti Body Big Size, Dua Dua Shoes, dan Lessplastindo.

Berjalan hampir satu setengah tahun, Plus Size Jogja tidak lagi mengeksklusifkan diri untuk perempuan plus size. Mereka membuka diri untuk laki-laki dan perempuan berbagai ukuran. Kegiatannya pun tidak melulu mengenai mode.

Mereka menyadari isu yang mereka bawa, edukasi mengenai body shaming, tidak hanya terjadi pada individu berbadan besar. Orang-orang berbadan kurus, berambut keriting, berkulit gelap, berjerawat, atau isu fisik lain pun masuk dalam kategori body shaming.

”Kalau kita fokus pada kekurangan (badan), itu gak bakal ada habisnya. Kita harus fokus pada kelebihan kita,” ujar Galuh, panggilan akrabnya, lagi.

Kumpulan dara ini pun memasukkan isu lingkungan dalam kampanye mereka. Dalam acara ini mereka mengkampanyekan isu sedotan plastik dengan membagikan sedotan dari bambu dan kantong belanja yang dapat digunakan kembali.

Mudah saja jika ingin bergabung dengan komunitas Plus Size Jogja. Syaratnya harus peduli dengan isu-isu body shaming dan mau ikut mengedukasi orang-orang. Syarat lainnya adalah mengikuti akun media sosial mereka dan mengikuti acara-acara yang diadakan Plus Size Jogja.

Mereka tidak ingin membatasi ruang gerak komunitasnya dengan mengikat mereka dalam organisasi yang kaku.

Jadi, tidak perlu minder jika memiliki isu fisik. Di komunitas ini semua orang bisa berbagi dan berkegiatan bersama di komunitas ini.

gudeg.net

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *