Peduli Kepunahan Satwa, Earth Hour Aceh Kembali Gelar Aksi “Global March for Elephant, Ghino, Tiger and Orangutan”

Sebagai bentuk kepedulian terhadap beberapa satwa yang terancam punah, komunitas yang menamai diri dengan Earth Hour Aceh kembali menggelar aksi di depan Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Sabtu 24 September 2016.

Aksi tersebut diberi nama dengan Global March for Elephant, Ghino, Tiger and Orangutan (GMFERTO). Secara serentak dilakukan diseluruh dunia, untuk Negara Indonesia sendiri tahun ini berlangsung di beberapa daerah, diantaranya Banda Aceh, Jakarta dan Barumun Nagari Santuary Sumatera Utara.

Banda Aceh sudah ikut berpartisipasi sejak tahun 2015 silam, dikarenakan ikut peduli terhadap nasib satwa Gajah, Harimau,Badak dan Orangutan yang hidup di Gunung Leuser, Aceh.

“Sudah sepantasnya warga Aceh memberi dukungan untuk menyerukan penghentian pemburuan dan perdagangan satwa tersebut secara ilegal,” ujar Koordintor Aksi, Rivana Amelia dari Earth Hour Aceh.

Menurutnya, warisan indatu harus selalu lestarikan supaya jangan sampai anak cucu generasi nanti hanya dapat melihat satwa tersebut dalam bentuk pajangan saja.

Ia menambahkan, aksi hari tersebut merupakan bentuk ajakan seluruh kalangan masyarakat baik komunitas, lembaga, pecinta satwa, mahasiswa, pelajar untuk sama-sama menyuarakan aksi penyelamatan satwa.

“Alasan mengajak semua komunitas karena kita ingin supaya suara kita di dengar oleh penegak-penegak hukum, apalagi jika dibuat dalam bentuk orasi,” ungkapnya.

Orasi hari ini juga diisi dengan pembacaan puisi serta bernyanyi lagu Aceh Lon Sayang yang dipimpin oleh komunitas penyandang disabilitas.

“Saat ini satwa kita sedang terancam punah, oleh karena itu kita ingin kebijakan untuk penyelamatam satwa terus ditegakkan,” paparnya kembali.

“Hari ini kami berkumpul bersama-sama yang sebanyak kurang lebih 200 peserta dari berbagai lintas komunitas di Aceh, juga ikut serta beberapa dinas seperti dinas Kehutanan, BKSDA, BLH, yang sama-sama ikut berpartisipasi untuk penegakan hukum penyelamatan satwa,” tambahnya.

Selain kegiatan ini, pihaknya juga melakukan beberapa aksi lain, seperti Tiger Day, juga sosialisasi ke sekolah-sekolah berupa penyuluhan tentang penyelamatan harimau.

Ia menilai, dewasa ini banyak negara di dunia termasuk Indonesia yang melawan kejahatan satwa terutama untuk isu perburuan dan perdagangannya, baik yang masih hidup atau sudah mati. Dari data WWF menyebutkan setiap tahun nilai perdagangan illegal dari satwa-satwa mencapai 5 milyar dolar Amerika dan menjadi kejahatan terorganisir yang diwaspadai.

Rivana Amelia mengatakan, kejahatan ini harus diwaspadai lantaran kejahatan tersebut sudah menjadi urutan kelima setelah, narkotika,senjata,perdagangan manusia,dan penyeludupan minyak.

“Satwa-satwa ini hanya bisa ditemukan lengkap dihutan leuser di Aceh. “Sehingga sudah seharusnya warga Aceh memberi dukungan untuk menyerukan penghentian perdagangan dan perburuan satwa ilegal,” tutur Rivana Amelia.

Aksi ini diikuti komunitas pemuda, pecintasatwa,pelajar,mahasiswa,penegak hukum,pemerintah serta LSM. “Ini adalah cara untuk menyampaikan suara agar sama-sama menyelamatkan satwa-satwa kita dari bahaya kepunahan.” ungkapnya.

Pada aksi tersebut turut ditampilkan poster-poster menyerukan penyelamatan satwa,penghentian perburuan dan perdagangan satwa ilegal,pembacaan puisi, menyayikan lagu “Aceh lon Sayang” yang dipimpin komunitas disabilitas serta penandatangan piagam komitmen penyelamatan hutan.

“Setelah penandatanganan dan memkampanyekan “lawan kejahatan tehadap satwa” ini, kami berharap pemimpin Aceh kedepan memiliki kebijakan dan berpihak pada penyelamatan hutan dan satwa di Aceh,” tutup Rivana Amelia.

Sumber: Klik Kabar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *